Kaltim Tawarkan Kesempatan Jadi Transmigran Rumput Laut

oleh
oleh

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, menawarkan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menjadi transmigran petani rumput laut di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang memiliki potensi cukup besar. <p style="text-align: justify;">Kesempatan ini ditawarkan kepada warga Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, termasuk juga masyarakat yang jadi korban gempa Yogyakarta, karena potensi rumput laut di Kutai Timur cukup besar namun kekurangan tenaga untuk melakukan budi daya, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim Iwan Mulyana, Kamis.<br /><br />"Selama ini kan produksi kita terbatas karena tenaga yang mengerjakannya juga terbatas," kata Iwan Mulyana di Balikpapan.<br /><br />Dengan garis pantai yang memanjang hingga ratusan kilometer, hingga kini produksi rumput laut di Kutai Timur baru sekitar 50 ribu ton per tahun, ujarnya Selama ini, rRumput laut dibudidayakan oleh sebagian besar maysrakat di Kecamatan Teluk Pandan, Sangatta Selatan, Bengalon, Kaliorang, dan Sangkulirang.<br /><br />Menurut Iwan Mulyana, petani rumput laut di kawasan itu dalam sekali panen bisa menjadi mendapatkan 160 ton rumput laut dari areal tanam 1,5 hektare. Setelah dijemur, rumput laut menjadi lebih ringan hingga 10 persen dari berat panen awal namun harga jualnya menjdi lebih baik.<br /><br />Ia menyebutkan bahwa harga rumput laut kering saat ini tercatat Rp10 ribu hingga Rp11 ribu perkilogram.<br /><br />"Jadi semakin banyak tenaga kerjanya semakin bagus rumput laut yang dihasilkan. Banyak orang untuk menjaga dan mengelola, menanam, hingga proses panen dan penjemuran," tambah Iwan.<br /><br />Daerah yang sudah sukses dalam pengelolaan rumput laut ini antara lain Nunukan dan Tarakan di Kalimantan Utara dan Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur. "Tarakan dan Nunukan menghasilkan hingga 600 ton rumput laut kering dalam sekali panen," ujarnya.<br /><br />Sementara itu, Manajer Pembelian dari PT Gumindo Perkasa yang mengusahakan pabrik pengolahan rumput laut di Merak, Banten, Ranggabuana mengatakan bahwa rumput laut adalah bahan utama pembuatan zat pengawet makanan dan berbagai bahan dasar untuk industri lain, termasuk kosmetik. Untuk menjadi zat pengawet makanan, rumput laut dibuat menjadi tepung.<br /><br />"Semakin baik mutu rumput laut, semakin banyak tepung yang dihasilkan," kata Ranggabuana.<br /><br />Rumput laut kualitas baik, diantaranya yang dipanen cukup hari, dan dikelola pascapanen yang baik pula.<br /><br />"Misalnya dijemurnya dengan digantung seperti jemur pakaian, bukan dihampar. Kalau digantung kan tak akan ada pasir yang terikut," katanya.<br /><br />Rumput laut yang bersih tentu saja dihargai lebih mahal. Menurut Rangga, bisa sampai Rp17 ribu per kg.<br /><br />"Di situlah kita perlu tenaga kerja yang banyak," tegas Iwan Mulyana. <strong>(das/ant)</strong></p>