KAMMI Kalbar Tuntut Pertamina Akhiri Krisis BBM

oleh
oleh

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Barat, Selasa siang, melakukan aksi unjuk rasa di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura Pontianak, menuntut PT Pertamina Wilayah Kalbar segera mengakhiri krisis bahan bakar minyak di provinsi itu. <p style="text-align: justify;">Aksi unjuk rasa itu dari KAMMI Kalbar sebagai ungkapan kekecewaan akibat krisis BBM di Kalbar yang telah meresahkan masyarakat di provinsi itu, karena dampak dari kelangkaan BBM selain menghambat transportasi juga berpengaruh pada mahalnya sejumlah kebutuhan pokok. <br /><br />Koordinator aksi Jayadi mengancam akan menurunkan massa yang lebih besar lagi apabila pertamina tidak segera mengakhiri krisis BBM yang telah membuat masyarakat Kalbar panik. <br /><br />"Bayangkan saja akibat ketidakbecusan Pertamina, harga premium di tingkat pengecer sampai Rp20 ribu/liter dari harga normal Rp4.500/liter," katanya. <br /><br />Dalam aksinya KAMMI Kalbar menuntut, Pertamina segera mengakhiri krisis BBM di provinsi itu. <br /><br />Selain itu, menuntut Pertamina tidak hanya mengobral janji dimedia massa yang menyatakan stok BBM ada, serta menyatakan krisis BBM hanya terkendala pasokan dari muara Sungai Kapuas ke Depot Siantan. <br /><br />Sementara itu, Sales Representatif Retail VI Pemasaran PT Pertamina Wilayah Kalbar John Khaidir belum memastikan kapan kondisi penyaluran bahan bakar minyak di provinsi itu normal kembali. <br /><br />"Kalau normal, hari ini juga sudah ada bensin. Tetapi, jika dikaitkan dengan alur dan pasang surut, kami bisa apa. Bensin itu ada tetapi antrean yang panjang," katanya. <br /><br />Menurut dia, beberapa daerah juga mengalami kondisi kritis BBM. Hal itu terjadi sebab kapal pengangkut ke daerah tersebut dialihkan untuk mengantisipasi kekurangan BBM di Kalbar akibat tertutupnya alur Sungai Kapuas karena tenggelamnya Kapal Layar Motor Rahmatia Santosa. <br /><br />Ia mengemukakan, meski kondisi alur Sungai Kapuas sudah dinyatakan normal kembali tidak serta merta saat itu juga kapal-kapal yang mengantre bisa langsung masuk ke pelabuhan. <br /><br />"Justru itu dijadwalkan ulang karena menyangkut daerah lain di Indonesia," tegasnya.  <strong>(phs/Ant)</strong></p>