Kekosongan Balanko KTP Dan KK Menghambat Urusan Masyarakat

oleh
oleh

MELAWI – Wajib menggunakan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) pada pemilu 2019 sepertinya sulit untuk tercapai untuk di Melawi. Sebab banyak hal yang menjadi kendala didalam percetakan KTP-el tersebut.

Seperti yang dikeluhkan oleh Rustameji, Kepala Dusun Pekawai Desa Loka Jaya, kecamatan tanah Pinoh. Ia mengatakan, dirinya sudah berulang kali datang ke Dinas catatn Sipil (Capil) untuk mengambil KTP-el milik warga yang menitip dengannya.

“sayakan biasa mengurus KTP dan KK milik warga. Jadi ketika beberapa kali ketika mau mengambil KTP-El dan KK, pihak Capil mengatakan tidak ada blanko untuk mencetaknya,” ungkapnya saat ditemui di depan Dinas Capil, Senin (17/9).

Lebih lanjut Ia mengatakan, ia cukup kecewa dengan ketersediaan belanko KTP dan KK yang sering kosong. Sebab Ia turun ke Nanga Pinoh harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, hanya untuk mengurus KTP dan KK warga.

“Kalau di kantor Camat Tanah Pinoh tidak lagi mencetak KTP dan KK. Sehingga kami terpaksa harus turun ke Nanga Pinoh. Namun ketika datang ke Nanga Pinoh ternyata blanko KTP dan KK nya kosong. Mau tidak mau saya harus bolak balik,” keluhnya.

Dengan keadaan seperti itu, Kata pria yang akrab disapa Don tersebut, wajibnya menggunakan KTP-el untuk pemilu 2019 sepertinya akan sulit direalisasi. Terlebih tidak sedikit warga yang belum memiliki KTP-el alias masih menggunakan Surat keterangan (Suket).

“Kita sih berharap kendala-kendala yang dihadapi capil bisa teratasi dalam waktu dekat sehingga semua masyarakat bisa memilih menggunakan KTP-el untuk pemilu 2019,” harapnya.

Sebelumnya, Kepala Disdukcapil Melawi, Aci Evensius Ekeh mengakui bahwa dinasnya saat ini memang mengalami beerbagai kendala yang menghambat terkejarnya target dalam pembuatan KTP-el. Diantaranya kekosongan blanko dan rebon. Saat ini masih banyak warga yang menggunakan Suket. Sementara yang belum melakukan perekaman KTP el juga masih banyak hingga ribuan orang. Menurutnya hal tersebut tidak terlepas dari kendala yang dialami Diadukcapil Melawi.

“Masih banyak yang menggunakan Suket. Karena kami masih terkendala Blanko, Rebon atau pita dan alat cetak juga. Nanti rebon datang, blanko lagi yang kosong. Sekarang ini yang ada itu rebonnya, dan hingga saat ini tidak bisa cetak. Untuk yang belum cetak kurang lebih 8000,” terangnya.
Untuk yang menggunakan Suket, kata Aci, kemungkinan pada saat pelaksanaan Pemilu 2019 bisa diselesaikan semua.

“Saatini kami masih mengejar bahkan kami terus jemput bola ke kampung-kampung,” ucapnya.

Selain itu, kata Aci, pihaknya juga merasa kesulitan jika melakukan cetak di ssiang hari. Karena jaringan yang kurang bagus karena seluruh Indonesia menggunakan jaringan yang sama.

“Kalau malam hari jaringannya lancar. Namun yang menjadi masalah, yang kerja malam tidak ada yang mau karena tidak ada dana lemburnya. Jadi itulah kendala-kenddalanya,” pungkasnya. (IEd/KN)