Kemarau Panjang Pemkab Sekadau Siaga 1 Darurat Asap

oleh
oleh

Pemerintah Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat bersama unsur Forkompimda telah menetapkan status darurat asap untuk wilayah Kabupaten Sekadau menyusul semakin tebalnya kabut asap yang muncul akhir-akhir ini. <p style="text-align: justify;">Bupati Sekadau Simon Petrus memimpin rapat koordinasi penanggulangan darurat bencana asap yang digelar di ruang rapat bupati Sekadau.<br /><br />Rakor tersebut dihadiri Wakil Bupati, Sekda, dan sejumlah pimpinan instansi terkait, unsur kepolisian, TNI, kejaksaan, serta BPBD Provinsi Kalbar. Adapun fokus utama yang dibahas dalam rapat tersebut adalah penanggulangan kebakaran untuk meminimalisir kabut asap.<br /> <br />“Musim kemarau yang berlangsung selama lebih kurang dua bulan terakhir telah menimbulkan efek domino seperti kesulitan air, kebakaran lahan, penyakit pernafasan, serta kabut asap yang melanda akhir-akhir ini.<br />Pemkab Sekadau serius dalam menanggulangi masalah ini,” tegas Bupati dalam sambutannya.<br /> <br />Bupati mengatakan, ada beberapa faktor penyebab munculnya kebakaran lahan dan kabut asap. Salah satu faktor yang kerap dijadikan kambing hitam adalah pembakaran lahan oleh petani tradisional. <br /><br />Padahal, menurut Bupati, aktivitas bakar lahan oleh petani tradisional hanyalah bagian kecil. “Itu tradisi petani, memang kita akui ada bakar lahan oleh petani, tapi hanya bagian kecil saja. Faktor lain yang juga tak kalah hebat adalah land clearing oleh perusahaan perkebunan serta faktor human error atau kelalaian manusia,” tambahnya.<br /> <br />Meski aktivitas bakar lahan oleh petani konvensional hanyalah faktor kecil, namun Bupati berpesan agar para petani mulai meninggalkan pola pertanian tradisional. Selain Menimbulkan asap, bakar lahan juga berpotensi kerugian materi serta bisa tersangkut masalah hukum jika sampai merembet ke lahan milik orang lain.<br /> <br />Soal penanggulangan bencana asap, Bupati berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau bisa menjadi komandan dalam mengatasi permasalahan yang muncul belakangan ini.<br /> <br />“Saya harap BPBD bisa jadi leading sector penanggulangan bencana asap di Kabupaten Sekadau,” pinta Simon. <br /><br />Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi memaparkan, kabut asap  serta cuaca panas yang muncul merupakan dampai dari badai El Nino yang melanda samudera pasific sejak bulan Mei 2014 lalu. Bencana ini diprediksi berada dalam masa kritis hingga Oktober 2014 mendatang.<br /> <br />Sebagai langkah penanggulangan, sudah terbentuk pos siaga bencana yang on call selama 24 jam apabila terjadi bencana kebakaran. “Pos siaga bencana sudah ada, namun pos komando bencana yang belum dibentuk. Pos siaga ini tersedia selama 24 jam dan on call,” papar Akhmad.<br /> <br />Hingga saat ini, berdasarkan pantauan satelit, di wilayah Kabupaten Sekadau telah terpantau setidaknya sudah ada 21 hot spot di seantero Bumi Lawang Kuari. Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah. BPBD juga mengupdate data tersebut setiap harinya.<br /><br />“Namun, hot spot disini bukan berarti titik api. Hot spot adalah titik panas yang bisa terpantau dari kebakaran serta pantulan sinar matahari,” jelas Akhmad.<br /> <br />Sepanjang tahun 2014 sendiri, BPBD mencatat terdapat 5 kasus kebakaran lahan hingga bulan Agustus. Jika tak kunjung turun hujan, BPBD berencana akan melakukan penyiraman air ke udara dalam waktu dekat.<br /> <br />Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Kalbar, Suwarno, menyatakan apresiasinya atas keseriusan Pemkab Sekadau dalam menanggulangi masalah bencana asap.<br /> <br />“Kabupaten Sekadau merupakan salah satu kabupaten yang serius dalam menangani masalah bencana asap. Kami berharap semua pihak mendukung upaya penanggulangan bencana asap ini,” singkatnya. <em><strong>(mto/das)</strong></em></p>