Kemenparekraf: Ritual "Naik Dango" Harus Dipertahankan

oleh
oleh

Staf Ahli Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Untoro Drajat mengatakan, ritual upacara "Naik Dango" mempunyai daya tarik tersendiri sehingga harus dipertahankan untuk dijadikan potensi wisata budaya dan sejarah masyarakat Dayak. <p style="text-align: justify;">"Apalagi masyarakat Dayak mempunyai rumah betang yang memiliki keunikan tersendiri, sebagai saham yang masih terpelihara dengan ciri khas adat Dayak sehingga harus dipertahankan dan dilindungi sebagai situs sejarah," kata Untoro Sudrajat, di Ngabang, Kabupaten Landak, Selasa.<br /><br />Untoro menjelaskan, pengembangan potensi wisata ekonomi kreatif harus ada komitmen bersama, mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi hingga pusat.<br /><br />Menurut dia, Kabupaten Landak dengan rumah betang agar bisa dijadikan icon di daerah itu sehingga bisa dikenal oleh publik. "Juga bisa dijadikan ikon tanah dayak di Indonesia yaitu di Land of Dayak," katanya.<br /><br />Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan, upacara "Naik Dango" sudah ke-28 tahun diharapkan terus lebih baik, karena upacara "Naik Dango" ada hubungan dengan panen padi masyarakat adat Dayak.<br /><br />"Kita berharap petani harus modern, berorganisasi sehingga lebih sejahtera, jangan bertani tradisional lagi, buat kelompok tani sehingga mudah untuk mengajukan bantuan alat pertanian kepada pemerintah," ujarnya.<br /><br />Upacara "Naik Dango" merupakan kegiatan ritual seputar panen padi sebagai ungkapan syukur masyarakat Dayak kepada Sang Maha Pencipta akan hasil yang telah diperoleh.<br /><br />Ketua Panitia Naik Dango ke-28 Siin mengatakan, ritual ucapan syukur atas panen padi itu dipusatkan di Rumah Betang Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak.<br /><br />Siin menjelaskan, tempat penyelenggaraan "Naik Dango" dilaksanakan secara bergantian antarkecamatan setiap tahun, yang ditetapkan berdasarkan musyawarah Dewan Adat kabupaten setempat.<br /><br />Di samping upacara adat, diadakan pula pesta wisata dan budaya "Naik Dango" yang diisi dengan pertunjukan kesenian, lomba permainan tradisional, lomba kesenian daerah, pameran, seminar kebudayaan dan pasar rakyat.<br /><br />Menurut dia, upacara Naik Dango sudah menjadi agenda tahunan dilaksanakan setiap tanggal 27 April.<br /><br />"Namun tahun ini diundur 14 Mei. Semua kecamatan di Kabupaten Landak wajib turut serta memeriahkannya upacara "Naik Dango" bersama kontingen dan masyarakat," ungkap Siin. <strong>(das/ant)</strong></p>