Kilang gas alam cair Tangguh unit (train) dua di Papua Barat berhenti operasi selama beberapa pekan ke depan akibat kebakaran kecil. <p style="text-align: justify;">Deputi Operasi Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana di Jakarta, Minggu, mengatakan Selasa (6/11) sekitar pukul 11.30 waktu setempat, muncul api kecil pada unit pendingin Tangguh train dua.<br /><br />"Sesuai prosedur, kilang train dua ini segera dihentikan dulu," katanya seraya menyebutkan penghentian operasi akan berlangsung cukup lama mengingat beberapa peralatan perlu diganti dan diperbaiki.<br /><br />"Mungkin akan memakan waktu beberapa minggu sebelum dapat dimulai kembali," ujarnya.<br /><br />Sementara, api yang diduga berasal dari pemanasan berlebih pada unit pendinginnya itu sudah dipadamkan. "Investigasi lebih dalam atas peristiwa ini kini masih berjalan," ujarnya.<br /><br />Di sisi lain, lanjutnya, train satu masih dalam tahap pemeliharaan dan tengah persiapan beroperasi kembali.<br /><br />"Kami berharap train satu bisa mulai produksi lagi pada hari ini (Minggu)," ujarnya.<br /><br />Kilang LNG Tangguh yang dioperasikan BP Indonesia di Teluk Bintuni, memiliki dua train yang masing-masing berkapasitas 3,8 juta ton per tahun.<br /><br />Pengapalan LNG sudah dilakukan mulai pertengahan 2009 dengan kontrak ekspor ke China, Korea Selatan, dan AS.<br /><br />BP Indonesia memiliki kepemilikan saham pada proyek sebesar 37,16 persen, dengan mitra MI Berau BV 16,3 persen, CNOOC Ltd 13,9 persen, Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. 12,23 persen, KG Berau/KG Wiriagar 10 persen, LNG Japan Corporation 7,35 persen, dan Talisman 3,06 persen. <strong>(das/ant)</strong></p>