Konservasi Mangrove dan Bekantan Nan Perawan, Pemikat Wisatawan

oleh
oleh

Selama bulan puasa, pengunjung objek wisata Konservasi Mangrove dan Bekantan atau KKMB, terus menurun. <p style="text-align: justify;">Namun kendati demikian, KKMB masih menjadi alternatif bagi warga untuk menikmati udara segar dan suasana asri.<br /><br />Ester Prapat salah seorang pengunjung mengaku kedatangannya ke lokasi objek wisata ini adalah yang kedua. Ia bersama keluarga sengaja datang ke KKMB hanya untuk menikmati udara segar.<br /><br />Ester juga mengaku puas dengan pelayanaan dari pihak pengelola KKMB yang membuatnya semakin betah berlama-lama di objek wisata yang terkenal dengan Bekantannya.<br /><br />“Saya  ingin menikmati udara segar dan dingin. Bagus sekali. Saya melihat alamnya masih asri, tidak ada sampah dan saya suka,” kata Ester, kepada Pro3 RRI, Minggu (21/7/2013).<br /><br />KKMB merupakan satu-satunya kawasan hutan lindung bakau yang berada di pusat kota.  Dan berlokasi dijalan Gajahmada di bagian Utara kota Tarakan.<br /><br />Selain dapat menikmati pemandangan indah dengan udara sejuk, pengunjung juga dapat menikmati hewan asli sejenis monyet yakni Bekantan.  <br /><br />Populasinya di kawasan ini berjumlah 44 ekor. Bekantan merupakan sejenis kera berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan, sehingga kerap disebut Monyet Belanda.<br /><br />Adapun hewan lain yakni berang-berang, biawak, 31 spesies burung, dan berbagai biota perairan lainnya, seperti kepiting, udang, dan ikan. Belum lama ini, pengelola meluncurkan rumah pintar. Dan mendapat sambutan hangat dari pengunjung.<br /><br />“Saya mendukung dengan rumah pintar,” ujarnya. <em><strong>(das/Sgd/Toha/WDA/rri)</strong></em></p>