Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar mengatakan, ancaman kekerasan terhadap para penggiat hak asasi manusia (HAM) di Indonesia semakin meningkat. <p style="text-align: justify;">Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar mengatakan, ancaman kekerasan terhadap para penggiat hak asasi manusia (HAM) di Indonesia semakin meningkat.<br /><br />"Kontras memandang bahwa telah terjadi peningkatan ancaman dan kekerasan terhadap para penggiat HAM yang bergerak pada isu-isu pluralisme, khususnya kebebasan beragama," kata Haris dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.<br /><br />Menurut dia, berbagai tindakan ancaman dan kekerasan tersebut juga merupakan ancaman baik bagi kebhinekaan maupun dengan iklim demokrasi yang terdapat di Indonesia.<br /><br />Ia juga mengemukakan, pihak mana saja yang melakukan tindakan kekerasan itu juga patut diduga berupaya memperkeruh situasi dan mengambil keuntungan dari situasi yang sedang berkembang belakangan ini.<br /><br />Sudah sepatutnya, lanjut Haris, bila pemerintah dan aparat keamanan melakukan tindakan tegas dan bukannya menerapkan cara politis dan akomodatif terhadap gaya kekerasan yang antikeberagaman dan mendukung kekerasan.<br /><br />"Penerapan hukum yang proporsional dan profesional harus segera dihadaikan cara membongkar kejahatan dan kekerasan ini," katanya. <br /><br />Sebelumnya, seorang pria tidak dikenal mengirimkan paket bungkusan buku yang berisi bom pada tiga lokasi yang berbeda pada Selasa (15/3).<br /><br />Pengiriman paket bom ditujukan kepada pimpinan Komunitas Utan Kayu, Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Gories Mere dan tokoh Pemuda Pancasila, Yapto S Soeryosumarno.<br /><br />Paket bom yang dikirim pelaku kepada Ulil, sempat meledak saat Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestro Jakarta Timur, Komisaris Polisi Dody Rahmawan mencoba menjinakkannya.<br /><br />Ledakan paket bom berupa buku itu, melukai tiga orang, yakni Kompol Dody Rahmawan hingga telapak tangannya terputus, Ipda Bara Libra Sagita, serta petugas satpam, Mulyana.<br /><br />Menurut Haris, pada Senin (14/3) atau satu hari sebelum peristiwa bom buku di Utan Kayu, telah terjadi pencurian terhadap beragam data penting di kantor Aliansi Nasional Bhineka Tinggal Ika (ANBTI).<br /><br />"Menariknya, beberapa barang lainnya yang sama berharga justru aman tidak diambil," katanya. (Eka/Ant)</p>