Lahan Sawah Produktif di Kabupaten Sintang Hanya 7700 Hektare

oleh
oleh

SINTANG – Meski memiliki luas wilayah hampir sama dengan Provinsi Jawa Barat, dan jumlah penduduk sebanyak 410 ribu jiwa, namun Kabupaten Sintang masih masuk dalam kategori kerawanan pangan.

Hal tersebut disampaikan Bupati Sintang, Jarot Winarno, saat Panen Raya bersama ratusan masyarakat petani yang tergabung dalam 14 kelompok tani, Desa Sungai Maram Kecamatan Kelam Permai, di Dusun Sejanji, RT 001 RW 002, kemarin.

Dikatakan Jarot, bahwa dengan luasnya lahan yang dimiliki Bumi Senentang, sungguh sangat disayangkan lahan pertanian padi sawah yang produktif hanya sekitar 7700 hektare.

“Dengan begitu, luas lahan pertanian yang digarap para petani masih kurang. Padahal kita memiliki lahan yang begitu luas,” ujarnya.

Tak hanya itu, Jarot juga mengatakan, sistem menanam petani hampir rata-rata juga masih satu hingga dua kali dalam satu tahunnya dibeberapa desa. Tentu hal itu juga menghambat ketahanan pangan.

“Hanya Desa Baning Panjang dan Sungai Maram Kecamatan Kelam Permai, yang mampu panen tiga kali dalam satu tahun. Ini harus perlu ditingkatkan. Sementara yang sudah tiga kali harus tetap dipertahankan,” jelasnya.

Menurut Jarot, saat ini angka produktivitas nasional pertanian padi rata-rata adalah lima hingga enam ton per hektare, sedangkan berdasarkan data panen padi di Kabupaten Sintang diperhitungkan rata-rata hanya sekitar dua hingga tiga ton per hektare.

”Inilah masalah kita, kurang luas sawah yang ditanam dan kurang sering ditanam. Masih banyak lahan yang tidur,” terangnya.

Jarot juga berharap, dengan hadirnya ia di Panen Raya tersebut, dapat memberikan semangat dan memotivasi para petani padi, sehingga dapat mewujudkan Bumi Senentang sebagai daerah swasembada beras.

“Sehingga berdampak terhadap peningkatan perekonomian bagi masyarakat kita,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Jeffray Edward mengatakan, sangat disayangkan luas wilayah Kabupaten Sintang ini tidak dapat dimanfaatkan untuk mweujudkan daerah swasembada beras.

“Tentu ini harus menjadi perhatian kita bersama, bagaimana caranya agar lahan-lahan tidur yang ada di Kabupaten Sintang ini dapat dimanfaatkan untuk lahan sawah produktif, agar kita dapat mewujudkan swasembada beras,” ujarnya.

Maka dari itu, ia mengimbau para petani yang ada di Kabupaten Sintang, agar dapat memanfaatkan lahan yang ada. Dan juga dapat menerapkan panen tiga kali dalam setahun, sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Sintang dapat terjaga.

“Tentu hal tersebut juga harus dapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, agar dapat terwujud. Seperti memberi bantuan bibit, pupuk, pembasmi hama dan lain sebagainya,” jelasnya.

Dan juga, kata Politisi Partai Demokrasi Indonesai Perjuangan (PDIP) ini, harus ada suatu program pelatihan yang diberikan bagi para petani, agar mereka dapat memahami bagaimana cara dapat menerapkan panen tiga kali dalam setahun dan juga bagaiaman cara agar padi sawah tetap tumbuh dengan baik.

“Nah program-program seperti ini harus digalakan, selain memberikan bantuan kepada para kelompok tani. Mudahan ke depan apa yang kita harapkan untuk swasembada beras di kabupaten Sintang ini dapat terwujud,” pungkasnya. (*)