Masyarakat Kalbar Diimbau Kibarkan Bendera Setengah Tiang

oleh
oleh

Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya mengimbau kepada seluruh masyarakat di provinsi itu untuk mengibarkan bendera setengah tiang memperingati Hari Berkabung Daerah pada 28 Juni mendatang. <p style="text-align: justify;">"Tentunya pengibaran bendera tersebut harus disosialisasikan lebih dahulu kepada masyarakat," kata Christiandy di Pontianak, Kamis.<br /><br />Menurut Christiandy, peringatan Hari Berkabung Daerah merupakan momen untuk mengenang nilai-nilai sejarah yang ditinggalkan.<br /><br />"Hari Berkabung Daerah sebagai bentuk mengingat peristiwa duka dengan cara berkabung, dan itu berbeda dengan peringatan Hari Kemerdekaan," jelas Christiandy.<br /><br />Peringatan Hari Berkabung Daerah (HBD) kali ini, kata dia, juga sebagai momen untuk mengingat bahwa jangan sampai peristiwa tersebut terulang di kemudian hari.<br /><br />Selain itu, lanjut dia, peringatan HBD juga menjadi salah satu penghormatan bagi jasa-jasa mereka yang meninggal pada peristiwa Mandor.<br /><br />"Dan itu juga dapat menjadi suatu penghormatan untuk keluarga yang ditinggalkan dengan pengibaran bendera setengah tiang itu," kata Christiandy.<br /><br />Sementara Ketua Seksi Upacara Peringatan HBD 2011, Manorang menambahkan peringatan HBD tersebut ditangani Dinas Sosial Provinsi Kalbar.<br /><br />"Puncak peringatan HBD akan dilaksanakan di Makam Juang Mandor dengan upacara dan tabur bunga," kata Manorang.<br /><br />Kemudian, lanjut dia, acara dilanjutkan dengan temu wicara bersama dengan pelajar-pelajar di lokasi yang sama.<br /><br />Sedangkan untuk pengibaran bendera, lanjut Manorang, pihaknya akan segera mengirimkan surat edaran yang ditandatangani Gubernur Kalbar tentang pengibaran bendera setengah tiang di tiap-tiap rumah.<br /><br />"Setiap tahun memang ada surat edaran dari gubernur kepada seluruh bupati/wali kota se-Kalbar mengenai pemasangan bendera setengah tiang itu," katanya.<br /><br />Peristiwa Mandor adalah peristiwa pembantaian massal yang menurut catatan sejarah terjadi pada tanggal 28 Juni 1944 di Kalimantan Barat.<br /><br />Peristiwa Mandor ini sendiri sering dikenang dengan istilah Tragedi Mandor Berdarah yaitu telah terjadi pembantaian massal tanpa batas etnis dan ras oleh tentara Jepang dengan samurai.<br /><br />Menurut sejarah hampir terdapat 21.037 jumlah pembantaian yang dibunuh oleh Jepang, namun Jepang menolaknya dan menganggap hanya 1.000 korban saja. <strong>(phs/Ant)</strong></p>