Masyarakat Kalteng Kembali Tolak Perhimpunan Dayak Melayu

oleh
oleh

Ratusan Masyarakat mengatasnamakan Forum Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Tengah kembali melakukan demontrasi menolak keberadaan Perhimpunan Dayak Melayu. <p style="text-align: justify;">Sampai sekarang perhimpunan itu tidak kunjung dibubarkan padahal penolakan sudah disampaikan kepada semua pihak, kata Koordinator demontrasi Bachtiar Efendy saat berdemontrasi di gedung DPRD Kalteng kota Palangka Raya, Kamis.<br /><br />"Kami ingin Pemerintah dan DPRD Kalteng segera mengambil sikap terkait keberadaan Perhimpunan Dayak Melayu. Jika tidak segera bersikap, akan menilbulkan permasalahan nantinya," tambah Bachtiar.<br /><br />Ratusan demontran dari Formad-KT terlebih dahulu berorasi di Bundaran Besar Palangka Raya, kemudian ke Gedung DPRD Kalteng, Kantor Wali Kota Palangka Raya, ke kantor Gubernur Kalteng dan kembali ke sekretariad DAD Kalteng di jalan RTA Milono.<br /><br />Menurut para demonstran, Kalteng tidak mengenal adanya sub-etnis Dayak Melayu di wilayah setempat, sehingga keberadaan dinilai bisa memecah kerukunan etnis Dayak di Kalteng dan juga pembentukannya dinilai bermuatan politis dan kepentingan pihak tertentu.<br /><br />"Etnis Dayak selalu menjunjung tinggi keragaman hidup antarmanusia, suku, agama, dan ras, sesuai dengan falsafah hidup Huma Betang. Kami tidak ingin kalteng menjadi daerah konflik baru terkait keberadaan organisasi itu," kata Bachtiar.<br /><br />Koordinator aksi mengatakan Masyarakat melalui Formad-KT sudah habis kesabaran dan meminta agar para anggota DPRD Kalteng segera menyikapi surat yang pernah disampaikan terkait penolakan terhadap Perhimpunan Dayak Melayu.<br /><br />Hanya, lanjut dia, perlu diapresiasi langkah dan tindakan Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran yang langsung tanggap karena telah menyurati Wali Kota dan Kementerian Dalam Negeri terkait penolakan Perhimpunan Dayak Melayu.<br /><br />"Kami selama ini belum mengetahui surat yang disampaikan Wakil Gubernur. Kami mengapresiasi dan mendukung langkah yang dilakukan untuk menjaga ketentraman di Kalteng," demikian Bachtiar. <strong>(das/ant)</strong></p>