Melawi Tak Ikuti POPDA, Iif : Itu Kegagalan Eksekutif dan Legislatif

oleh
oleh
Istimewa

MELAWI- Tak ikutnya Melawi dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) menjadi perbincangan hangat di masyarakat Kalbar. Hal itu tak lain karena tak adanya anggaran untuk memberangkatkan POPDA. Padahal sejumlah Atlit sudah mempersiapkan diri dengan terus berlatih.

Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Melawi, Syaiful Khair mengatakan pihaknya sempat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakoor) POPDA di Provinsi. Namun apa. apa  mau dikata, anggaran untuk memberangkatkan atlit kosong.

“Tahun ini anggaran rutin untuk bidang pariwisata dan olahraga memang kosong. Apalagi untuk memberangkatkan atlit, bukan hanya POPDA yang tidak ada anggaran. Kita sudah menyampaikan dalam rapat anggaran untuk penganggaran dibidang olahraga, namun kenyataannya tidak teranggarkan,” kata Syaiful Khair saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu (18/7).

Syaiful mengatakan, atlit yang dalam persiapkan, silat, karate, volly. Pembinaan sudah lumayan dan persiapan para atlet juga sudah dilakukan. “Yang tidak ikut Popda sudah dua tahun, tahun 2016 sama tahun ini. Sampai barang ini tidak teranggarkan karena tidak ada duitnya,” jelasnya.

Terpisah, Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Silat, Iif Usfayadi mengatakan kegagalan pengiriman atlit POPDA tersebut merupakan kegagalan Melawi, dan ini merupakan  kegagalan dja lembaga negara yakni eksekutif dan legislatif. Karena menyangkut dari segi anggaran, kalau dua lembaga ini komitmen untuk kegiatan olahraga di Melawi, pasti akan menganggarkan  di poskan di Disporapar.

“Jelas kegagalan ini merupaka   kegagalan dua lembaga negara di Melawi yakni Eksekutif dan legislatif. Dimana dari segi anggaran dua lembaga inilah yang bertanggungjawab. Intinya kalau dua lembaga ini komitmen untuk kegiatan olahraga pasti akan menganggarkannya,” paparnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD ini mengatakan, kalau Disporapar ada anggaran, mereka tentu menyurati KONI untuk berkoordinasi terkait Pengcab untuk mencari bibit persiapan memberangkatkan atlit ke POPDA. “Namun yang terjadi saat ini, kita tidak tau dan tidak diberitahu  artinya jauh jauh hari Pemkab memang tidak mempersiapkan,” ujarnya.

Menurut Iif, Sisi lemahnya ini di sistim koordinasi, domain ini pemerintah, artinya pemerintahlah yang mempersiapkannya. Artinya sama-sama salah dalam artinya penganggaran. Masalah anggaran ini pernah dibahas dan disampaikan saat bahas anggaran. “Harusnya selain menyampaikan pada saat bahas anggaran, instansi terkiat juga harus menyurati bupati. Ini salah satu karena pemda juga tidak memprioritaskan olahraga,” paparnya.

Sementara itu, Rio, seorang Atlit yang dipersiapkan untuk POPDA mengaku tidak terlalu kecewa. Karena pihaknya berlatih bukan hanya mempersiapkan diri untuk mengikuti POPDA. Namun juga untuk melatih pengetahuan dan memperkuat fisik. “Tapi harapan kami, kedepannya Melawi bisa ikut POPDA. Karena disayangkan sekali kalau tidak ikut,” ungkapnya.

Ditempat berbeda, Sekretaris Daerah (Sekda) Melawi, Ivo Titus Mulyono mengakui, bahwa persoalan Melawi tidak mengikuti POPDA yang jelas memang tidak teranggarkan, karena memang dana Melawi ini sangat terbatas.

“Jadi yang POPda itu memang tidak teranggarkan. Karena Melawi inikan lebih banyak yang lebih prioritas. Jadi iven-iven yang dianggap tidak terlalu mendesak memang ditunda dululah. Kalau POPROV itu ada anggarannya,” paparnya.

Pendekar sekaligus pelatih atlit silat Melawi, Purwanto mengaku pasrah terkait Melawi yang tidak mengirimkan atlit untuk mengikuti POPDA. “Kami cukup kikhlas lah menerima. Siapayang bertanggungjawab ? kita semua sudah pahamlah,” ucapnya.

Menurut Pur, Nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa disesalkan lagi. Namun Ia berharap kedepannya Melawi bisa mengirimkan atlit untukmengikuti POPDA tersebut. Sebab dirinya sendiri sudah melatih para atlit silat untuk mengikuti Popda jauh-jauh hari. “Pelatihan untuk persiapan atlit ini kurang lebih 1 tahun,” pungkasnya. (ed/KN)