Menko Kesra Minta Transportasi Alternatif Segera Disiapkan

oleh
oleh

Menko Kesra Agung Laksono meminta pemerintah daerah segera mencari alternatif transportasi untuk menggantikan fungsi Jembatan Kutai Kartanegara yang runtuh, Sabtu (26/11) sore, mengingat jembatan tersebut merupakan urat nadi ekonomi warga Tenggarong dan sekitarnya. <p style="text-align: justify;">"Agar tak terlalu mengganggu kegiatan masyarakat seperti sekolah, kerja dan angkutan produksi barang dan jasa yang sehari-hari menggunakan jembatan, supaya segera dicarikan alternatif lainnya," ujarnya di hadapan jajaran Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) pada rapat di ruang eksekutif kantor Bupati Kukar Minggu dini hari usai meninjau lokasi jembatan yang runtuh serta korban di rumah sakit.<br /><br />Menurut dia, alternatif yang perlu dipertimbangkan tersebut bisa berupa kapal feri penyeberangan, selain jalan memutar untuk menggunakan jembatan lainnya di Samarinda.<br /><br />Hal tersebut mengingat bahwa proses rekonstruksi dan rehabilitasi jembatan Kartanegara yang termasuk berteknologi tinggi, sehingga membutuhkan waktu yang lama.<br /><br />"Pemerintah bertekad agar kejadian seperti ini tidak terulang, sehingga jika membangun kembali perlu ada perhitungan matang, sehingga tidak bisa cepat," kata Agung yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.<br /><br />Namum tak dipungkiri bahwa jembatan itu sangat dibutuhkan oleh warga, maka Agung mengatakan rekonstruksi yang cepat akan lebih baik. Tetapi harus memperhatikan beberapa prinsip termasuk kemananan dan kekuatannya, sehingga jika jembatan sudah selesai, kegiatan perekonomian akan berjalan tanpa gangguan.<br /><br />Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri PU Djoko Kirmanto, Minggu sekitar pukul 02.00 Wita tiba di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), dan langsung meninjau Jembatan Kutai Kartanegara yang ambruk di Sungai Mahakam.<br /><br />Keduanya didampingi Kabareskrim, Dirjen Bina Marga Kemen PU RI, Bupati dan Wakil Bupati Kukar Rita Widyasari-HM Ghufron Yusuf, serta pejabat Pemkab lainnya.<br /><br />Usai melihat lokasi kejadian, kedua menteri itu juga menyempatkan menjenguk korban yang dirawat di RSUD AM Parikesit Tenggarong. Setelah itu menteri bersama Pemkab Kukar langsung mengadakan rapat yang dilanjutkan dengan jumpa pers.<br /><br />Sejauh ini tercatat 4 orang meninggal dunia dan 37 lainnya luka-luka. Dari 37 korban luka yang sempat dirawat di RSUD AM Parikesit itu, hingga Minggu subuh masih tersisa 10 orang yang menderita faktur (patah tulang) dan cedera lainnya. Sedangkan korban lainnya sudah diperbolehkan pulang oleh pihak RSUD.<br /><br />"Korban dirawat dengan baik dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah," ujarnya.<br /><br />Dikatakannya mulai Minggu pagi pencarian korban di sekitar lokasi kejadian diteruskan, namun belum diketahui berapa jumlah korban yang masih belum ditemukan. Tim pencari korba yang terdiri dari Basarnas, Polri, TNI semuanya sudah siap melakukan pencarian korban.<br /><br />Sedangkan penyebab dari musibah itu Agung mengatakan belum bisa dipastikan karena diperlukan investigasi mendalam agar dapat diambil kesimpulan yang tepat.<br /><br />Rencananya, pada Minggu siang, Tim Ahli Kementerian PU akan tiba dan segera melakukan investigasi yang dibantu dengan pihak kepolisian. Di sampng investigasi penyidikan penyebab ambruknya jembatan yang merupakan jalur utama Tenggarong ke Samarinda itu, kerugian materialnya juga akan segera dihitung.<br /><br />Harus Steril Pada kesempatan itu, Agung juga menginginkan agar aparat keamanan bisa mengamankan lingkungan sekitar Jembatan Kutai Kartanegara yang ambruk.<br /><br />"Keadaan jembatan masih labil, dan sangat tidak aman. Dua pilar utama jembatan yang masih berdiri dan dikhawatirkan bisa rubuh kapan saja. "Menurut laporan dan pantauan saya secara langsung, dua pilar itu bisa saja rubuh karena beberapa kali terdengar suara besi begeser atau patah di sekitar situ," ujarnnya.<br /><br />Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, katanya, aparat keamanan harus mencegah warga yang mendekat ke jembatan.<br /><br />"Jangan sampai ada korban susulan akibat pilar itu," katanya seraya menyudahi pertemuan menjelang azan Subuh tersebut.<strong> (das/ant)</strong></p>