Mewakili Sekda, Kartiyus Tutup Pelatihan Program Kiat Guru

oleh
oleh

SINTANG – Sekretaris Daerah Sintang, Dra. Yosepha Hasnah M.Si diwakili oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kartiyus menutup kegiatan pelatihan tata kelola janji layanan guru dari program kiat guru di Hotel My Home Sintang, Kamis (5/4/2018).

“dari ahsil evaluasi kegiatan kiat guru ini berdampak sangat positif bagi murid-murid kita di kampung, dari yang ndak ngerti huruf di kelas satu mulai jadi bisa baca, walau pun satu dua kata,” kata Kartiyus. “pemda berkomitmen untuk menyelesaikan program ini hingga akhir tahun anggaran 2018, meski tim dari pusatnya sudah tidak lagi ada” tambahnya

Menurut Kartiyus, kegiatan kiat guru ini akan diambil alih oleh pemerintah daerah dari tim lapangan Yayasan Bhakti. Pemda akan melanjutkan kegiatan kiat guru ini dengan membentuk tim koordinasi yang diketuai oleh Sekretaris Daerah, Yosepha Hasnah dan ketua teknis, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sintang.

“satu bulan lebih ini kita pelatihan dalam 8 angkatan untuk menjadikan unsur-unsur masyarakat kita bisa mandiri mengerjakan program ini, “ kata Kartiyus. “semua Kades yang ikut serta sudah berkomitmen juga untuk meberikan anggaran dari dana desa bagi kelompok pengguna layanan dalam melakukan kegiatan mereka khususnya untuk pertemuan penilaian pada setiap bulannya,” tambahnya.

pada acara ini, Kartiyus bersama Ulidal Mohtar dan Magdalena Ukis selaku perwakilan dinas terkait bersama para peserta melakukan penanda tanganan serah terima program dan nota komitmen untuk menuntaskan program kiat guru ini di Sintang.

Nugroho, selaku koordinator lapangan program kiat guru Kabupaten Sintang menjelaskan bahwa timnya sudah menjalankan program ini selama 1,5 tahun. Tim bekerja di 66 sekolah dasar di 7 kecamatan di Sintang. Ada kecamatan, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah, Ketungau Hulu, Tempunak dan Sepauk.

“Ini program rintisan dari kementrian pendidikan, yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, secara khusus di daerah sangat tertinggal,” ungkap Nugroho. “Ada dua hal yang menjadi pokok kegiatan kita, pertma mendorong mekanisme pemberdayaan masyarakat melalui keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat terhadap proses pendidikan di desanya,” katanya lagi.

Hasil dari proses pelibatan ini, adanya kelompok pengguna layanan (KPL) di setiap desa. Kelompok ini terdiri, orang tua siswa, aparatur desa, dan tokoh masyarakat. Hal kedua yang menjadi fokus kerja program kiat guru, menurut Nugroho adanya mekanisme pengaitan tunjangan khusus guru dengan kinerja guru yang bersangkutan.

“Mekanisme ini memunculkan ‘janji layanan’ guru yang kemudian akan dimonitoring dan dievaluasi oleh KPL setiap bulannya,” terang Nugroho. “Hasil penilaian KPL ini nantinya akan menjadi dasar pemberian tunjangan khusus guru, sehingga nilai tunjangan akan berbanding lurus dengan kinerja guru yang bersangkutan,” ujarnya.

“Karena kita (tim) masa kerjanya akan segera berakhir, jadi kita mngadakan pelatihan tata kelola janji layanan guru ini, untuk melatih anggota KPL dalam melakukan tata kelola janji layanan guru,” ungkap Nugroho. “Kita ingin KPL-KPL ini akan mandiri dalam melanjutkan program ini, terutama setelah kita (tim) nggak di sini,” pungkasnya.(Hms)