Milton Crosby: Satu Tandan Sawit Mencapai 22 KG

oleh
oleh

Saat ini luasan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sintang meningkat drastic, baik yang dimiliki oleh investor perkebunan skala besar maupun perkebunan sawit milik masyarakat. Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si berharap masyarakat petani sawit dan pihak perusahaan serius menjadi petani sawit dan investor yang profesional. Hal tersebut disampaikan Bupati Sintang saat melakukan peresmian Pabrik Kelapa Sawit PT. Buana Hijau Abadi Triputra Agro Persada di Desa Maung, 3 Februari 2015. <p>“semua kita harus menjadi orang yang professional, kalau menjadi petani sawit harus menjadi petani sawit yang professional, jangan tanggung-tanggung. Dan kalau sudah professional mengelola kebun sawit, maka harapan saya tidak ada lagi tandan sawit di Kabupaten Sintang yang hanya 5-7 kg per tandannya, tetapi bisa mencapai paling tidak 22 kg per tandanya. Kalau sudah demikian, profesionalitas petani sawit akan kita nikmati dengan hasil panen yang melimpah” harap Bupati Sintang.</p> <p>Sementara Sutedjo Halim Managing Director for Trading & Downstream  Group Triputra Agro Persada menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit, pihaknya memanfaatkan limbah tangkai kelapa sawit yang diolah dengan teknologi tepat guna untuk diubah menjadi pupuk bagi sawit itu sendiri. “hal tersebut mampu mengurangi pembiayaan untuk pengadaan pupuk” jelas Sutedjo Halim.</p> <p>Langka dan mahalnya harga pupuk tidak hanya menjadi masalah bagi petani, tetapi juga bagi perkebunan-perkebunan besar, seperti perkebunan sawit. Harga pupuk non subsidi saat ini sangat tinggi di atas Rp. 10.000/kg. Kondisi ini mendorong perkebunan untuk mencari pupuk alternatif, karena ‘nyawa’ perkebunan sawit ada di pupuk. Alternatif terbaik adalah dengan memanfaatkan TKKS (tandan kosong kelapa sawit) untuk pupuk organik/kompos. Pembuatan kompos tkks sangat mudah, murah, dan dapat untuk subtitusi pupuk kimia.</p> <p>Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), atau sering disebut juga tankos atau jankos, adalah limbah dari pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS). Setelah melalui perebusan tandan sawit akan dirontokkan buah-buahnya. Sisanya adalah tandan yang sudah kosong buahnya. TKKS ini masih diperas lagi untuk mengambil sisa-sisa minyak yang masih ada di dalamnya. Kemudian melalui konveyor TKKS diangkut ke tampat penampungan TKKS.</p> <p>TBS (Tandan Buah Segar) yang bagus dapat mencapai berat antara 20 – 30 kg. Kalau sudah rontok buahnya menghasilkan TKKS dengan berat antara 13 – 17 kg. Ukurannya lumayan besar, sebanding dengan beratnya. Karena ukurannya yang lumayan besar, TKKS perlu dicacah terlebih dahulu sebelum dibuat kompos. Tujuan pencacahan ini adalah untuk memperkecil ukuran dan memperluas luas permukaan TKKS, sehingga TKKS dapat terdekomposisi dengan lebih cepat.</p> <p>Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Namun jika dihitung mulai penanaman di lapaangan maka tanaman berbuah dan siap panen pada umur 2,5 tahun. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan.</p> <p> </p> <p>Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilakan buah 20-22 tandan/tahun. Pada tanaman yang semakin tua produktivitasnya semakin menurun menjadi 12-14 tandan/tahun. Banyaknya buah yang terdapat dalam satu tandan tergantung pada faktor genetik, umur, lingkungan dan teknik budidaya. Jumlah buah pertandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1600 buah.</p> <p>Proses pematangan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol.</p> <p>Proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan mengangkut buah ke tempat penampungan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak dilakukan secara sembarang. Perlu memperhatikam beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang harus diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi panen, sistem panen serta mutu panen.(RILIS HUMAS)</p>