Minyak Tanah Di Kotabaru Tembus Rp 8.000

oleh
oleh

Harga minyak tanah di sebagian wilayah Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan, akhir-akhir ini terus melonjak hingga menembus angka Rp8.000 per liter. <p style="text-align: justify;">Seorang iburumah tangga di Kelumpang Selatan, Sholikhah, Selasa, mengatakan, tidak mampu lagi membeli minyak tanah seharga Rp8.000 per liter.<br /><br />"Lebih baik uang untuk membeli minyak tanah itu digunakan untuk membeli ikan untuk lauk makan sekeluarga," keluhnya.<br /><br />Sebagai gantinya, Sholikhah, menggunakan kayu bakar atau memanfaatkan limbah buah kelapa sawit yang kering karena tidak diangkut untuk bahan bakar memasak.<br /><br />kayu bakar dan limba biji kelapa sawit tersebut mudah diperoleh di sekitar desanya, dan diperoleh dengan cara gratis.<br /><br />Bahkan, apabila listrik PLN padam, keluarga Sholikhah tidak lagi menyalakan lampu teplok, dan terpaksa bergelap-gelapan.<br /><br />Apabila anaknya yang masih balita menangis karena gelap, keluarga tersebut menyulut buah kelapa sawit.<br /><br />"Lumayan, satu biji buah kelapa sawit bisa menyala hingga sekitar lima menit," terang Dasim.<br /><br />Ia mengaku, sejak harga minyak tanah diatas Rp3.000 per liter, kelaurganya tidak lagi memasak dengan menggunakan kompor.<br /><br />Namun sudah beralih pada kayu bakar dan limbah buah kepala sawit yang busuk dan mengering.<br /><br />Sementara itu, pengurus Pusat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswanamigas) Kotabaru, beberapa waktu lalu meminta DPRD setempat untuk menjembatani ketersediaan minyak tanah di daerah itu.<br /><br />Pengurus Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi Kotabaru, H Amrah Muslimin, mengatakan, masyarakat sangat mengharapkan kebijakan dari pemerintah, agar ketersediaan minyak tanah di daerah lebih diperhatikan.<br /><br />"Masyarakat sangat mengharapkan bahwa minyak tanah mudah didapat, tidak seperti kondisi saat ini," katanya.<br /><br />Seorang pengusaha minyak tanah, H Jailani, mengatakan, ia bersama pengurus Hiswanamigas sudah mengirimkan surat kepada PT Pertamina pusat dan kementerian terkait untuk membantu menangani kelangkaan minyak tanah di daerah.<br /><br />"Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda keinginan masyarakat ini ada tindaklanjutnya," ujarnya.<br /><br />Menurut dia, kelangkaan minyak tanah di daerah ini disebapkan beberapa faktor, diantaranya, distribusi yang agak terlambat serta adanya persaingan antar-agen. <strong>(das/ant)</strong></p>