Nelayan Enggan Melaut Karena Gelombang Tinggi

oleh
oleh

Sebagian besar masyarakat nelayan yang ada di Kabupaten Kubu Raya enggan untuk melaut karena gelombang pada beberapa wilayah perairan di Kalimantan Barat cukup tinggi. <p style="text-align: justify;&quot;>"Saat ini tidak banyak yang dapat dilakukan oleh para nelayan yang ada di Kubu Raya. Aktivitas nelayan saat ini hanya membetulkan alat tangkap mereka, juga mereka memperbaiki kapal mereka untuk persiapan melaut nantinya, karena sebagai besar nelayan yang ada di Kubu Raya menggunakan kapal tradisional ketika melaut," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Kubu Raya, Bachtiar di Sungai Raya, Rabu.<br /><br />Dirinya menuturkan melihat banyaknya nelayan Kubu Raya yang tidak dapat melaut, pemerintah Kubu Raya sebaiknya mempunyai program untuk menghadapi musim yang sangat tidak bersahabat bagi nelayan.<br /><br />"Seperti Dinas Perikanan dan Kelautan harus mempunyai program bagi para nelayan, jangan sampai mereka di biarkan menganggur karena tidak melaut. Karena mereka juga harus menghidupi keluarganya," tuturnya.<br /><br />Menurutnya pemerintah daerah sebaiknya membuat terobosan dengan memberikan bibit hewan ternak kepada para nelayan yang ada di Kubu Raya.<br /><br />Diharapkan dengan adanya hewan ternak tersebut untuk dapat menghidupi keluarga nelayan tersebut selama tidak melaut. Pasalnya nelayan Kubu Raya yang menggunakan kapal tradisional cukup dominan.<br /><br />Nelayan Kubu Raya yang menggunakan kapal tradisional sekitar 90 persen dari jumlah armada yang ada di Kubu Raya mencapai 1400 dengan kekuatan kapal di bawah lima kuintal.<br /><br />"Gelombang tinggi tersebut terjadi setiap tahunnya sehingga jika masyarakat nelayan di berikan bantuan bibit ternak menjadikan para nelayan bisa menghidupi keluarganya," katanya.<br /><br />Bachtiar mengimbau kepada nelayan dan masyarakat Kubu Raya untuk berhati-hati dengan adanya air pasang yang tinggi, untuk lebih menjaga keselamatan nelayan sebaiknya jangan melaut dahulu.<br /><br />Sebelumnya, Balai Besar Wilayah II Stasiun Badan Meteorologi dan Geografi Maritim Pontianak mengimbau kepada seluruh masyarakat Kalimantan Barat untuk waspada ketika melaut atau pun berlayar, karena ketinggian gelombang di beberapa wilayah perairan di Kalimantan Barat cukup tinggi mencapai tujuh meter.<br /><br />"Ketinggian gelombang tersebut cukup berbahaya untuk berbagai jenis kapal kecil dan sedang yang akan berlayar, sehingga diperlukan kewaspadaan tinggi baik untuk nelayan atau pun kapal lainnya. Jangan sampai terjadi kembali kapal tenggelam dihempas ombak," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Prada Wellyantama.<br /><br />Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak memantau ketinggian gelombang di wilayah perairan laut Cina Selatan utara Natuna mencapai enam hingga tujuh meter.<br /><br />"Banyak wilayah perairan lain yang ketinggian gelombang sangat berbahaya diantaranya Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan wilayah perairan Kepulauan Anambas dengan ketinggian gelombang mencapai enam meter. Ketinggian gelombang ini akan terjadi hingga tanggal 30 Desember mendatang," tuturnya.<br /><br />Prada menuturkan untuk wilayah perairan dengan ketinggian gelombang yang cukup tinggi perlu diwaspadai oleh para nelayan, karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu.<br /><br />Untuk itu dia mengimbau, jika para nelayan ingin melaut sebaiknya melihat kondisi cuaca terlebih dahulu agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan nantinya.<br /><br />"Wilayah perairan Singkawang-Sambas ketinggian gelombang mencapai lima meter. Wilayah perairan Pontianak ketinggian gelombang mencapai empat meter. Sementara itu, untuk wilayah perairan Karimata mencapai lima meter dan Wilayah perairan Ketapang mencapai 3,5 meter," kata Prada. <strong>(phs/Ant)</strong></p>