Nilai Ekspor Kalbar Mei Turun 18,70 Persen

oleh
oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat menyatakan nilai ekspor provinsi itu sepanjang Mei 2015 mengalami penurunan sebesar 18,70 persen, dari sebelumnya 60,47 juta dolar AS menjadi 49,16 juta dolar AS. <p style="text-align: justify;">"Ekspor Kalbar masih didominasi oleh karet, kayu, dan lemak atau minyak nabati, ketiga golongan itu, menyumbang sebesar 92,59 persen dari total ekspor Kalbar," kata Kepala BPS Provinsi Kalbar, Badar di Pontianak, Kamis.<br /><br />Badar menjelaskan, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia merupakan tiga negara tujuan ekspor Kalbar, yaitu masing-masing sebesar 12,94 juta dolar AS, 12,09 juta dolar AS, dan 9,90 juta dolar AS, dengan kontribusi sebesar 71,06 persen dari total Kalbar.<br /><br />"Tujuan ekspor Kalbar juga masih didominasi negara Asia, yaitu dengan kontribusi sebesar 92,58 persen, sementara ke negara tujuan utama lainnya, yakni Argentina, AS, Finlandia dan Slovenia sebesar 4,44 persen, dan ke negara lainnya 2,98 persen," ungkap Badar.<br /><br />Sebelumnya, Asisten II Setda Kalbar, Lensus Kandri mengharapkan agar rencana pembangunan pelabuhan darat ekspor/impor Entikong dapat segera direalisasikan untuk mendukung terlaksananya Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kalbar.<br /><br />"Kami sangat mendukung rencana Pemkab Sanggau yang akan membangun pelabuhan ekspor/import Entikong," katanya.<br /><br />Dia menjelaskan, karena sampai saat ini Kalbar belum memiliki pelabuhan ekspor/impor sehingga hal itu mengakibatkan kerugian bagi Kalbar.<br /><br />"Kenapa kita dirugikan, karena selama ini Kalbar memiliki produk unggulan untuk CPO, namun untuk pendapatan dari pajak ekspornya Kalbar tidak bisa, karena belum dimilikinya pelabuhan ekspor dan impor tersebut," ungkapnya.<br /><br />Dia mengungkapkan, pemerintah pusat memang akan menjadikan Entikong dan Badau di perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat sebagai pelabuhan darat ekspor impor. (das/ant)</p>