Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, merencanakan pengembangan pangan alternatif jagung dan singkong dengan mendorong penanaman dua komoditas itu di pekarangan atau halaman rumah penduduk. <p style="text-align: justify;">"Kami merencanakan pengembangan pangan alternatif jagung dan singkong dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Daerah (BKPPD) Nunukan, Ir Jabbar MSi di Nunukan, Minggu.<br /><br />Ia menambahkan untuk pengembangan kedua pangan alternatif belum ada rencana pengadaan lahan seperti pangan lainnya karena pekarangan rumah dianggap lebih produktif.<br /><br />Menurut dia, pekarangan rumah penduduk di Kabupaten Nunukan cukup luas sehingga dapat dimanfaatkan untuk menanam jagung, singkong dan sayur mayur yang sewaktu-waktu dapat dipetik hasilnya.<br /><br />Jabbar menilai apabila masyarakat setempat benar-benar memanfaatkan peluang tersebut akan menghemat pengeluaran sekitar Rp800.000 per bulan.<br /><br />"Jadi kami tidak ada rencana untuk pengadaan lahan khusus untuk kedua pangan alternatif (jagung dan singkong) tersebut karena dianggap mubazir," ujar dia kepada wartawan.<br /><br />Ia menyebutkan program pengembangan pangan alternatif itu akan dilakukan secara bertahap dengan langkah awal menyediakan dua desa sebagai percontohan pada wilayah kawasan transmigrasi seperti Kecamatan Seimenggaris.<br /><br />Kepala BKPPD Nunukan ini mengharapkan peran serta masyarakat dalam pengembangan pangan alternatif itu yang potensinya cukup besar dengan ketersediaan lahan masyarakat di sekitar rumah masing-masing.<br /><br />Ia berpendapat kedua pangan alternatif itu merupakan yang paling layak dikembangkan berdasarkan kondisi lahan yang cukup memadai dan kesuburan tanahnya. <strong>(das/ant)</strong></p>