Omset PLN Sintang Rp 4,5 Miliar Per Bulan

oleh
oleh

Dari sekitar 52 ribu pelanggan PLN rayon Sintang, omset yang didapat setiap bulannya mencapai Rp 4,5 miliar. <p style="text-align: justify;">Namun dalam setiap bulannya hanya sekitar Rp 2,6 miliar saja yang masuk ke kas PLN rayon Sintang.  Sisinya masih terhutang pada pelanggan yang semuanya merupakan pelanggan dengan KWH meter pasca bayar. <br /><br />“Dari sekitar 52 ribu pelanggan itu, ada sekitar 25 ribu yang sudah migrasi dan termasuk pelanggan baru yang menggunakan Kwh meter pra bayar, sedangkan sisanya sekitar 27 ribu masih menggunakan kwh meter pasca bayar atau kwh meter analog,”ungkap manajer PLN Sintang Yudi anto saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (20/5/2014). <br /><br />Lebih lanjut mantan manajer PLN ranting Sekadau ini mengatakan bahwa saat ini hanya pelanggan yang menggunakan kwh meter analog yang bisa terdeteksi jumlah tagihanya. <br /><br />Sementara untuk pelanggan yang sudah menggunakan kwh meter dengan sistem voucer tak bisa lagi di kontrol. Dari data itulah menurutnya bisa diketahui bahwa jumlah tunggakan pelanggan PLN Sintang sudah mencapai setengah dari omset yang mestinya di dapatkan dalam satu bulan. <br /><br />Untuk mengurangi membengkaknya jumlah tunggakan yang pernah mencapai Rp 7 miliar, maka kini pihaknya tengah gencar melakukan migrasi kwh meter pasca bayar ke pra bayar pelanggan. Bulan lalu saja, ada sekitar 1500 unit kwh meter yang diganti dengan pra bayar. Jumlah itu dipastikan akan bertambah lagi setiap bulannya.<br /><br />“Beberapa minggu ini kita kehabisan kwh meter, tapi kita baru saja mendapatkan konfirmasi dari cabang Sanggau bahwa kiriman kwh meter dari pusat sudah datang. Untuk seluruh PLN yang ada di wilayah cabang Sanggau mendapatkan sekitar 8.000 unit. Jumlah itu akan dibagi untuk PLN ranting Sekadau, Melawi, Kapuas Hulu dan Balai Karangan,”jelasnya. <br /><br />Berapapun jatah KWH meter untuk sintang menurutnya akan tetap diupayakan ada alokasi untuk migrasi kwh meter. Namun begitu permintaan penyambungan pelanggan baru akan tetap diutamakan. Saat ini saja menurutnya sudah ada sekitar 500 permohonan penyambungan baru yang berasal dari sejumlah kecamatan di wilayah Sintang. <br /><br />Terkait dengan tunggakan pelanggan, Yudi Anto mengaku bahwa hal tersebut sangat menganggu operasional PLN Sintang. Ia pun berharap agar masyarakat segera membayar tagihan listrik bila telah tiba waktunya. “Jangan sampai menunggak. Karena jumlahnya akan menjadi lebih besar dan akan terasa berat,”pesannya. <br /><br />Namun begitu menurutnya pihaknya tidak boleh pula kehabisan akal untuk mengingatkan pelanggan agar memenuhi kewajiban terhadap PLN setelah mendapatkan hak penerangan listrik. Bila lewat waktu pembayaran selama minimal 2 bulan, ia mengaku akan langsung mengutus petugasnya untuk melakukan pemutusan jaringan listrik. Jika sudah diputus, maka permintaan penyambungan berikutnya pasti akan digantikan dengan kwh meter pra bayar. <br /><br />“Dalam beberapa hari  ini saja, kita sudah memutus dan mengambil kwh meter dari pelanggan sekitar 30 unit. Ini semua berasal dari dalam kota. Dari para pelanggan yang terpaksa kita putuskan jaringan listriknya, ada juga yang mau langsung membayar namun ada juga yang langsung minta ganti ke kwh meter pra bayar,”jelasnya sambil menunjukan tumpukan kwh meter milik pelanggan yang diamankan di dalam ruang kerjanya. <br /><br />Ke depan menurutnya untuk memudahkan pelayanan baik pembayaran maupun permohonan listrik dari masyarakat, akan dibuka gerai PLN. Saat ini menurutnya sudah dibuka satu gerai yang lokasinya tak jauh dari kantor PLN tersebut. Di gerai tersebutlah masyarakat bisa langsung mengajukan permohonan penyambungan baru atau pembelian voucer listrik. <br /><br />“Kalau untuk penyambungan, gerai nanti akan mengontrak sejumlah perusahaan instalatir di Sintang dan diikat dengan MOU. Harapan kita semua bisa lebih transparan dan ada kesegaraman biaya penyambungan listrik. Tidak seperti sekarang ini, taunya masyarakat penyambungan listrik sangat mahal dan tarifnya berbeda-beda pula. Padahal dari PLN tarifnya sama yang membedakan adalah biaya jasa yang ditentukan oleh instalatir,”terangnya. <br /><br />Menurut Yudi Anto, tunggakan rekening tagihan PLN paling banyak dilakukan oleh masyarakat umum. Ia memastikan tagihan rekening listrik milik kantor atau lembaga pemerintah tidak banyak lagi yang menunggak. <br /><br />“Kalau pemda sintang seperti lancar saja, per bulan tagihan mereka itu bisa sampai Rp 300 juta. Kalau bulan lalu telat kami maklumi, karena mungkin semua tengah sibuk dengan penyelenggaraan pemilu legislatif,”tegasnya. <strong>(ek/das)</strong></p>