Orang Tua Keluhkan Mahalnya Biaya Daftar Ulang

oleh
oleh

Orang tua murid di Kabupaten Kubu Raya mengeluhkan mahalnya biaya daftar ulang sekolah yang dipungut oleh beberapa sekolah yang ada di kabupaten itu. <p style="text-align: justify;">"Terus terang saja, rasanya sangat berat untuk melanjutkan sekolah anak saya. Untuk tahun ini, anak saya yang sulung sudah masuk SD dan yang nomor dua baru naik kelas tiga SMP, namun karena ada biaya daftar ulang yang cukup mahal, membuat saya kewalahan untuk memenuhinya," kata Fatimah, salah seorang warga Rasau Jaya, saat ditemui di kediamannya, Minggu.<br /><br />Untuk memasukkan sulungnya pada salah satu SD yang ada di kecamatan itu, dia harus mengeluarkan biaya Rp160 ribu untuk biaya pakaian batik dan seragam olahraga yang ditentukan oleh SD tersebut. Sementara dia juga harus membeli pakaian putih-merah dan pramuka serta atribut sekolah lainnya yang mencapai Rp380 ribu.<br /><br />"Jadi kalau untuk semua keperluan yang SD saja saya harus mengeluarkan uang setengah juta lebih. Belum untuk daftar ulang abangnya di SMP Negeri 1 Rasau Jaya yang akan naik kelas tiga dan harus membayar Rp227.000, sampai-sampai saya harus pinjam sana-sini, karena juga harus memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih saat ini sedang bulan Ramadhan dan sebentar lagi mau lebaran, jadi pusing kepala saya," tuturnya.<br /><br />Fatimah mengatakan, suaminya yang hanya bekerja sebagai tukang bangunan cukup kesulitan untuk mendapatkan uang sejumlah tersebut, terlebih pekerjaan suaminya yang tidak menentu karena tergantung ada atau tidak pekerjaan tukang tersebut. Untuk memasukkan anaknya sekolah, dia mengaku terpaksa menggadai cincin kawin miliknya dan meminjam dari beberapa keluarganya.<br /><br />"Saya heran, katanya pendidikan sekarang dari SD sampai SMP sudah gratis, tapi kenapa masih saja ada pungutan ini dan itu. Jadi mana janji pemerintah yang katanya mau meringankan beban kami orang yang tidak mampu ini," katanya.<br /><br />Sementara itu, Jamal,suami dari Fatimah mempertanyakan program pendidikan gratis yang digaungkan oleh pemerintah pusat dan daerah yang sampai saat ini belum dirasakan betul oleh masyarakat.<br /><br />"Tahun-tahun sebelumnya, Pemkab Kubu Raya menganggarkan bantuan seragam dan perlengkapan sekolah gratis untuk anak yang baru masuk sekolah. Tapi sayangnya untuk tahun ini itu sudah tidak ada lagi, kalau ada jelas akan mengurangi beban kami makanya saya sangat heran, kenapa tahun ini itu tidak ada lagi," kata Jamal.<br /><br />Dia menyatakan sempat protes atas pungutan biaya daftar ulang anaknya di SMP Negeri 1 Kecamatan Rasau Jaya. Dalam pungutan tersebut terdapat beberapa item yang tidak ada kaitannya untuk kemajuan pendidikan, seperti, pengadaan bed/nama, biaya dzikir bersama, pas photo, sumbangan hari keagamaan, biaya Osis, pengadaan buku LKS dan pembelian komputer dan internet.<br /><br />"Katanya sudah ada dana BOS dan sebagainya untuk menunjang itu, lalu kenapa masih dibebankan kepada kami. Dalam rapat orang tua, kami jelas tidak bisa protes karena seperti tahun lalu, ada orang tua yang protes lalu anaknya diintimidasi di sekolah, makanya saya minta nama saya jangan dicantumkan di media," tuturnya.<br /><br />Jamal juga menyinggung soal keberadaan komite sekolah yang selama ini dinilai tidak pernah mempertimbangkan tingkat kesulitan ekonomi orang tua siswa dalam menentukan berbagai biaya tarikan sekolah.<br /><br />"Sepertinya komite sekolah lebih memihak kepada sekolah dari pada kami para orang tua siswa. Sebenarnya banyak orang tua yang protes, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena kami takut anak kami justri diberatkan saat sekolah," katanya.<br /><br />Dikonfirmasi terpisah, Bupati Kubu Raya Rusman Ali justru menampik adanya penarikan berbagai biaya oleh sekolah.<br /><br />"Tidak boleh ada sekolah yang menarik biaya apapun karena pendidikan untuk tingkat SD dan SMP itu gratis. Jika ada yang masih menarik biaya ini dan itu, laporkan pada saya, dan akan saya tindak sekolah tersebut," kata Rusman Ali. <strong>(das/ant)</strong></p>