Organisasi Perlu Pembinaan dari Pemerintah

oleh
oleh

Membuat sebuah lembaga mudah. Namun setelah terbentuk banyak diantara lembaga tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dibutuhkan pembinaan dari pemerintah. <p style="text-align: justify;"><br />“lembaga-lembaga yang ada di tengah-tengah masyarakat sangat membutuhkan pembinaaan dari pemerintah, baik organisasi di tingkat desa hingga kabupaten mesti didukung oleh pemerintah,” kata tokohpemuda Melawi, Pemuda Pinoh Selatan, Agus, kemarin.<br /><br />Saat ini banyak organiasi yanpg telah dibentuk, namun tidak ada aktivitasnya. Hanya ada nama saja, namun, aktivitas sangat langka.  Perkembanganorganisasi pun tidak diketahui seperti apa. Hanya ada nama ketua, tetapi siapa pengurus lainnya juga tidak diketahui.<br />“Banyak lembaga yang dibentuk di Melawi ini mati suri. Lembaganya ada, namun tidak berfungsi. Namanya dan pengurusnya ada. Namun kegiatannya sama sekali tidak ada,” papparnya.<br /><br />Dijelaskan Agus, orang begitu gemar membentuk lembaga. Namun setelah dibentuk, lembaga ini tidak menjalankan roda organisasi sebagaimana mestinya. Sementara lembaga- lembaga ini meruapakan sarana untuk mengambangkan sosial, ekonomi, budaya masyartakat.<br /><br />Bahkan lembaga tersebut bisa menjadi sarana untuk masyarakat memberikan control jalannya pemerintahan. Saat wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD, lembaga tersebut bias menjalankan fungsi kontrol.<br /><br />“Ketika ada persoalan dalam menjalankan roda pemerintahan, sementara wakil rakyat tidak memberi reaksi. Maka lembaga-lembaga tersebut bisa menyuarakan protes. Namun kenyataannya, jangakan untuk menjadi lembaga kontrol. Untuk hidup saja susah,” ulas Agus.<br /><br />Walau tidak menyebutkan nama lembaga, namun Agus menilai hampir semua lembaga yang ada di Melawi ini mati suri. Baik lembaga sosial kemasyarakatan yang dikenal dengan LSM. <br /><br />Kemudian organisasi yang berlandaskan keagamaan, kesukuan dan komunitas masyarakat juga hanya nama. Organisasi kepemudaan di Melawi juga hanya punya plank nama saja.<br /><br />“Apalagi lembaga artau organisasi yang ada di pedesaan. Seperti kelompo tani, banyak diantaranya yang tidak berfungsi. Baru berfungsi setelah ada bantuan. Tapi bila bantuan tersebut habis, tidak ada yang mau mengurus kelompo tersebut,” paparnya.<br /><br />Pun begitu, ungkap laki-laki bertubuh ceking ini lembaga atau organisasi yang ada ini memiliki sumber daya manusia yang sangat berpotensi. Rata-rata pengurus organisasi yang ada di kabupaten memiliki pendidikan tamat SMA. Bahkan lebih banyak yang sarjana.<br /><br />“Kemandulan lembaga ini karena orienrtasi membentu lembaga karena mengejar finansial. Bukan sepenuhnya ingin menjalankan fungsi lembaga sebagaimana mestinya. Jika pembuatan lembaga diawali dengan keingian murni, maka lembaga tersebut akan tetap eksis,” ulasnya. (KN)</p>