Pameran Foto PWI Jadi "Penggali" Sejarah Sampit

oleh
oleh

Pameran foto yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, oleh sebagian pengunjungnya dianggap sebagai sarana "menggali" sejarah Kota Sampit. <p style="text-align: justify;">"Jangankan pendatang, saya yang orang asli Sampit saja belum tahu bagaimana suasana kota ini zaman dulu. Pameran foto ini cukup membantu kami untuk menggali sejarah Sampit. Bahkan saya lihat ada foto Masjid Jami pada tahun 1928," kata Widya, salah seorang pengunjung di Sampit, Kamis.<br /><br />Pameran foto tahunan ini mengambil tema Foto Tiga Dimensi serta Sampit Tempo Dulu dan Sekarang. Pameran yang dilaksanakan di Balai Mentaya Sekretariat PWI Kotim ini dibuka oleh Bupati Kotim, H Supian Hadi pada Senin (27/10) dan rencananya berlangsung selama dua pekan.<br /><br />Setiap hari pameran selalu dipadati pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai negeri hingga masyarakat umum. Jumlah pengunjung per hari di atas 100 orang.<br /><br />Hingga sore hari, bahkan menjelang malam, masih kedatangan pengunjung.<br /><br />Pameran foto tiga dimensi, menarik perhatian pengunjung. Dengan olahan yang apik, potret-potret berukuran besar tersebut terlihat hidup sehingga dijadikna latar belakang foto pengunjung.<br /><br />Di ruangan lain,n foto-foto Sampit tempo dulu dan sekarang, juga tidak kalah menarik. Di lokasi ini pengunjung bisa melihat foto-foto beberapa sudut kota atau bangunan di Sampit di masa puluhan tahun silam dan foto kondisi terbarunya.<br /><br />Foto yang ditampilkan di antaranya foto Masjid Jami di tahun 1928, kantor bupati saat berada di pinggir Sungai Mentaya, kilang kayu terbesar se-Asia Tenggara yakni Bruynzell atau sering disebut Brengsel, foto Taman Kota saat masih dijadikan Lapangan Gelora, foto Taman Makam Pahlawan Betarung saat di Jalan Achmad Yani sebelum dipindah ke Jalan Sudirman serta banyak foto-foto lama lainnya.<br /><br />"Dengan melihat foto-foto Sampit masa lalu dan membandingkannya dengan masa sekarang, kami berharap akan tumbuh kecintaan warga terhadap kota ini. Kami menyadari bahwa Sampit saat ini jauh lebih maju. Jadi dengan begitu marimenjaga dan memelihara kota kita," kata Ketua PWI Kotim, Dhonny Harjo Saputro.<br /><br />Sejumlah sekolah menjadikan pameran ini sebagai ajang belajar bagi siswa-siswi mereka.(das/ant)</p>