PDAM Sintang Gelar Razia Meteran

oleh
oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sintang berhasil menjaring 30 pelanggan nakal. Jumlah pelanggan terjaring kemungkinan bisa terus bertambah, asalnya PDAM masih terus menggencarkan razia guna meminimalisir kebocoran air. <p style="text-align: justify;">Direktur PDAM Sintang, Susanti, Rabu (4/3/2015) mengatakan, razia sudah berlangsung dua pekan. Rumah pelanggan didatangi langsung. Meteran rumahnya diperiksa. Memastikan tidak ada aksi pencurian air. Kemudian menelusuri pelanggan  yang menggunakan air tanpa meteran rumah.<br /><br />Menurutnya, aksi pencurian air paling banyak ditemukan di daerah Sungai Durian. Data tersebut berdasar evaluasi razia sepekan terakhir. Meski aksi pelanggan nakal juga ditemukan di daerah Tanjungpuri. Kami membagi razia dua tim. “Tim pertama di Sungai fokus di Sungai Durian. Tim kedua menyasar pelanggan di Tanjungpuri dan Baning,” kata Susanti.<br /><br />Ia menambahkan, dalam razia PDAM, pelanggan pasif ikut didatangi. Pasalnya disinyalir masih mendapatkan distribusi air. Namun tidak membayar biaya pemakaian. Alasan tidak membayar beragam. Dominan alasannya karena air sudah tidak mengalir. “Ada yang mengaku air baru mengalir seminggu. Tapi perhitungan kita, sudah dua tahun. Jadi selama bertahun tidak membayar,” katanya.<br /><br />Susanti mengatakan, pelanggan pasif yang terjaring tetap mendapatkan distribusi air diberikan pilihan. Kembali diaktifkan atau diputus total. Sebanyak 40 pelanggan pasif, lanjut dia, bersedia mengaktifkan kembali sambungan. “Kita sempat debat di lapangan. Tapi kita tetap mengupayakan pendekatan kepada pelanggan,” katanya.<br /><br />Berdasar data, PDAM Sintang mempunyai 4569 pelanggan. Sebanyak 774 adalah pelanggan pasif. Pelanggan pasif menyumbang 20 persen dari total kebocoran air. Kebocoran air di Sintang sebesar 41 persen. Sementara kapasitas air PDAM 165 liter perdetik.<br /><br />“Razia yang kita gencarkan sepenuhnya untuk menekan angka kebocoran air. Kita berupaya terus menurunkannya. Tiga tahun lalu kebocoran air mencapai 46 persen. Maka razia akan kita maksimalkan. Agar, kebocoran air bisa sampai diambang batas toleransi,” kata Susanti.(tmt)</p>