Pemda: Pantauan Kualitas Sungai Kapuas Kurang Memadai

oleh
oleh

Ketua Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Darmawan mengatakan, pantauan terhadap kualitas air Sungai Kapuas masih kurang memadai karena terbatasnya anggaran. <p style="text-align: justify;">"Anggaran yang terbatas membuat lokasi pengambilan kualitas masih jauh dari angka ideal," kata Darmawan di sela Rapat Koordinasi Teknis Badan Lingkungan Hidup Daerah se-Kalimantan Barat di Pontianak, Rabu.<br /><br />Menurut dia, Sungai Kapuas dengan panjang 1.080 kilometer idealnya mempunyai lokasi pengambilan sampel air sebanyak 720 tempat. Pertimbangannya, jarak antarlokasi sekitar 1,5 kilometer. Biaya yang dibutuhkan diperkirakan Rp1,8 miliar dengan rentang waktu pengambilan contoh air sebanyak enam kali dalam setahun.<br /><br />Namun, lanjut dia, saat ini pihaknya hanya mampu mengambil contoh air di 30 titik.<br /><br />"Dengan jarak antarlokasi sekitar 35 kilometer," kata Darmawan.<br /><br />Meski jumlah lokasi pengambilan contoh air belum ideal, namun Darmawan menyatakan bahwa hasil penelitian terhadap kualitas Sungai Kapuas sudah akurat.<br /><br />Ia menegaskan, secara umum kualitas air Sungai Kapuas dalam kondisi baik.<br /><br />Ia melanjutkan, kalau pun terjadi peningkatan kadar merkuri, umumnya saat musim penghujan dengan jumlah yang tidak melebihi kadar yang berbahaya.<br /><br />Ia menjelaskan, meningkatnya kadar merkuri di musim penghujan karena zat tersebut massa jenisnya lebih berat dari air. "Ketika hujan, air yang mengalir lebih deras di sungai sehingga mendorong merkuri naik ke permukaan," katanya.<br /><br />Sedangkan untuk pencemaran, ia memperkirakan kondisi Sungai Landak yang bermuara di Sungai Kapuas, cukup parah.<br /><br />Pencemaran terutama berasal maraknya penambangan emas tanpa izin yang ada di sekitar daerah aliran sungai Landak tersebut. <strong>(phs/Ant)</strong></p>