Pemkot Balikpapan Rencanakan Pembangunan Trem

oleh
oleh

Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur sedang menyusun konsep pembangunan trem untuk mengurai kemacetan yang kini kerap terjadi di Kota Minyak itu. <p style="text-align: justify;">"Pekan depan studi kelayakannya sudah kami mulai," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Balikpapan Suryanto, Kamis.<br /><br />Suryanto menjelaskan, Balikpapan belajar dari keadaan di Jakarta, bahwa harus segera menciptakan sarana transportasi yang murah dan massal selagi keadaan lebih mudah.<br /><br />Menurut dia, selain murah dan massal, angkutan umum itu juga harus ramah lingkungan, artinya sesedikit mungkin, atau kalau bisa nihil memproduksi zat pencemar seperti CO dan CO2.<br /><br />Berdasarkan kajian awal tersebut, trem yaitu kereta listrik, memenuhi syarat-syarat tersebut.<br /><br />Trem bisa mengangkut banyak penumpang sekali jalan, tidak berisik, dan tidak memproduksi gas apa pun.<br /><br />"Karena itu trem menjadi pilihan angkutan di banyak kota besar dunia. Apalagi sesungguhnya Balikpapan juga pernah punya trem di tahun 1960-an dulu," kata Suryanto.<br /><br />Pembangunan jalur trem itu akan sesuai dengan proyek jalan sepanjang pantai (coastal road) yang sudah berjalan saat ini.<br /><br />Jalur trem itu direncanakan ada di sepanjang coastal road dari Klandasan ke Bandara Sepinggan sepanjang 7 km.<br /><br />"Jadi ada unsur wisata juga dengan pemandangan laut," kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dalam kesempatan terpisah.<br /><br />Trem dengan pemandangan lautnya itu, ujarnya, akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi Balikpapan dan akan menjadi obyek wisata baru.<br /><br />Kemacetan kini menjadi hal yang mulai akrab bagi warga Kota Balikpapan dalam tiga tahun terakhir.<br /><br />Di sejumlah lokasi seperti pertigaan Jalan MT Haryono-Jalan Jenderal Sudirman, atau pertigaan Jalan Soekarno Hatta-Jalan Projakal di Km 5 Soekarno-Hatta, kemacetan sering terjadi.<br /><br />"Hampir setiap sore, saat orang pulang kerja, pasti macet di sini. Apalagi di sini juga tidak ada pilihan jalan alternatif yang dekat sehingga lalu lintas menumpuk di sini," kata Budi, warga Km 5 yang memiliki toko jamu di tepi jalan itu.<strong> (das/ant)</strong></p>