Penajam Alokasikan Rp40 Miliar Untuk WTP Perdesaan

oleh
oleh

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur mengalokasikan Rp40 miliar untuk pengadaan 20 unit "water treatment plan" (WTP) atau mesin pengolahan air perdesaan sebagai upaya mengatasi krisis air bersih di beberapa wilayah di daerah itu. <p style="text-align: justify;"><br />Bupati Penajam Paser Utara, Yusran Aspar, Kamis mengatakan, pada 2015 pemerintah setempat akan melakukan pengadaan mesin pengelolaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di perdesaan.<br /><br />"Beberapa wilayah di daerah ini merupakan kawasan kering sehingga dibutuhkan program untuk mengatasi krisis air melalui pengadaan WTP. Untuk pengadaan mesin tersebut, sudah dialokasikan anggaran Rp40 miliar," ungkap Yusran Aspar.<br /><br />Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara kata Yusran Aspar juga berencana menambah WTP mobile, khusus melayani masyarakat yang berada di pelosok desa atau kelurahan.<br /><br />"Seperti di Desa Rawa Mulya, Sri Raharja, Sumbersari, Sebakung Jaya dan Desa Babulu Laut saat musim kemarau tiba, sering kesulitan mendapatkan air bersih sehingga perlu mesin pengolahan air bersih serta harus ada WTP mobile untuk masyarakat pelosok," kata Yusran Aspar.<br /><br />Melalui target pemasangan 20 unit WTP perdesaan tahun ini (2015) lanjut Yusran Aspar, krisis air bersih di Penajam Paser Utara dapat teratasi.<br /><br />Program tersebut tambah dia, dimulai sejak 2014 lalu dan saat ini sudah lima unit WTP perdesaan terpasang di sejumlah wilayah kering.<br /><br />Sementara, Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Prasarana Wilayah (PU Kimpraswil) Kabupaten Penajam Paser Utara, Ibrohim Mas’ud menambahkan, pengambilan air di WTP perdesaan dibatasi, karena kapasitas tendon hanya 2.400 liter untuk kebutuhan air minum dan air bersih.<br /><br />"Warga di lima desa, di Kecamatan Babulu hanya boleh mengambil air minum maksimal 16 liter dan untuk setiap kepala keluarga (KK) hanya 45 liter. Pembagian itu dilakukan agar seluruh warga mendapatkan air secara merata," ungkap Ibrohim Mas’ud. (das/ant)</p>