Pendistribusian pupuk bersubsidi kepada petani di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, hingga September 2011 baru 1.758,85 ton atau 32,47 persen dari kebutuhan sebanyak 5.415 ton. <p style="text-align: justify;">"Minimnya pupuk subsidi diserap petani, karena pemberian pupuk pada musim tanam April-September 2011 terbatas karena memasuki musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barito Utara , Sunoto di Muara Teweh, Jumat.<br /><br />Sunoto mengatakan, ratusan ton pupuk yang disalurkan periode Januari-September 2011 ke petani itu yakni urea 315 ton dan NPK Pelangi 921,05 ton, SP-36 sebanyak 230 ton, ZA 50,80 ton dan NPK Phonska 242 ton, sedangkan pupuk organik belum ada realisasi.<br /><br />Diperkirakan meningkatnya permintaan pupuk bersubsidi akan terjadi pada Oktober 2011 hingga Maret 2012, karena akan dibuka selain lahan padi sawah juga padi ladang yang merupakan musim tanam Oktober – Maret (Okmar).<br /><br />Untuk sementara, permintaan pupuk masih belum ada lonjakan dan ribuan ton pupuk bersubsidi yang diperlukan para petani untuk sementara jenis urea sebanyak 1.445,70 ton, superphos (SP) 756,75 ton, NPK 833 ton, ZA 15 ton dan organik 62 ton.<br /><br />Pupuk bersubsidi itu dimanfaatkan untuk tanaman pangan khususnya di sentra padi, perkebunan rakyat baik karet maupun kelapa sawit, hortikultura, peternakan dan budi daya perikanan.<br /><br />"Meski pasokan pupuk untuk pertanian banyak dipakai petani kelapa sawit, namun setiap tahunnya hampir ribuan ton tidak terserap," katanya didampingi Kabid Pertanian, Roosmadianor.<br /><br />Di Kabupaten Barito Utara terdapat empat kios resmi pupuk bersubsidi diantaranya berada di wilayah Butong Kecamatan Teweh Tengah yang dimanfaatkan petani plasma kelapa sawit dan satu kios di Kecamatan Gunung Timang untuk petani padi.<br /><br />Untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk subsidi ini perlu dilakukan pengawasan baik oleh produsen maupun pemerintah melalui komisi pengawasan pupuk dan pestisida, katanya.<br /><br />Pada tahun 2010 sebanyak 4.177 ton pupuk bersubsidi dari berbagai jenis untuk kebutuhan enam sektor di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini tidak terserap, karena rendahnya permintaan petani.<br /><br />Sesuai laporan realisasi penyaluran tiga distributor pupuk bersubsidi untuk wilayah Barito Utara, permintaan pupuk dari sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan budidaya periode Januari-Desember 2010 sekitar 1.238 ton atau 22,86 persen dari kebutuhan 5.415 ton.<br /><br />Penyaluran pupuk bersubsidi oleh pihak distributor ini tergantung pada permintaan petani sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) masing-masing petani, katanya.<br /><br />"Sesuai prosedur penyaluran pupuk bersubsidi, pihak distributor hanya bisa menyalurkan atas permintaan petani yang sudah tercantum dalam RDKK tersebut," jelasnya.<br /><br />Jadi pihak distributor tidak asal menyalurkan saja, kecuali ada permintaan pupuk bersubsidi dari petani. Minimnya penyerapan pupuk subsidi oleh petani karena pemberian pupuk pada musim tanam Oktober 2010 hingga Maret 2011 terbatas.<br /><br />Selain itu, petani padi sawah pada tahun lalu mendapat bantuan pupuk dari pemerintah pusat berupa pupuk NPK sebanyak 146,6 ton, pupuk organik garannolar kebutiran (FOG) 439,8 ton dan pupuk POC atau pupuk organik cair 2.932 liter.<br /><br />Pembagian pupuk tersebut masing-masing untuk pupuk NPK sebanyak 100 kilogram per hektare, POG 250 kg/hektare dan POC dua liter per hektare. Rendahnya penyerapan pupuk bersubsidi oleh petani tahun ini disebabkan beberapa hal tersebut, katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>