Peneliti Singapura : Kalbar Provinsi Berdaya Saing Menengah

oleh
oleh

Hasil penelitian dari Asia Competitiveness Institute (ACI) National University of Singapore menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Barat masuk dalam provinsi berdaya saing menengah dengan peringkat 18 dari 33 provinsi se-Indonesia. <p style="text-align: justify;">Pada paparan di Kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalbar di Pontianak, Jumat, peneliti ACI Nurina Merdikawati menuturkan, Kalbar memiliki potensi yang cukup banyak.<br /><br />"Kalbar memiliki skor yang baik untuk kondisi finansial, bisnis, dan tenaga kerja, serta perencanaan pemerintah dan institusi," kata Nurina Merdikawati.<br /><br />Berdasarkan penelitian yang mengacu data tahun 2011, pemerintah juga berkinerja dengan baik dan didukung rakyat. "Diantara 20 persen kekuatan Provinsi Kalbar adalah institusi, pemerintahan dan kepemimpinan di mana penduduk melihat pemerintah mereka sebagai pemerintah yang bersih, efisien dan menunjukkan usaha dan komitmen," kata dia.<br /><br />Pemerintah, lanjut dia, mempunyai kebijakan yang baik dalam meyakinkan pasar tenaga kerja yang fleksibel sehingga tingkat pengangguran di Kalbar rendah. Selain itu, sektor swasta juga relatif inovatif dan memiliki kapasitas yang baik. "Namun, kekuatan-kekuatan ini tidak cukup untuk mengangkat daya saing provinsi secara komprehensif," kata dia.<br /><br />Sejumlah tantangan yang harus diatasi adalah kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur serta stabilitas ekonomi makro. "Kalbar dihambat oleh semangat ekonomi regional yang rendah, sehingga membuat kontribusi untuk keterbukaan pada perdagangan dan jasa yang rendah, PDRB rendah dan pertumbuhan PDRB yang rendah," kata dia.<br /><br />Selain itu, katanya, Kalbar juga tidak memiliki banyak sumber daya alam seperti provinsi lain di Kalimantan. Kemudian, ditambah wilayah yang sangat luas dan sebaran penduduk tidak merata membuat pemerintah kesulitan dalam menyediakan pelayanan dasar. "Standar hidup Kalbar relatif rendah. Diantara 20 persen kelemahan, terdapat beberapa indikator terkait pendidikan, kesehatan, indeks pembangunan manusia, dan proporsi penduduk perkotaan," katanya.<br /><br />Ia melanjutkan, kekuatan provinsi yang harus dimanfaatkan pemerintah adalah kewirausahaan di sektor swasta dan kedinamisan Pelabuhan Pontianak. Lalu, mengembangkan kegiatan industri pengolahan dan lebih jauh memanfaatkan koneksi langsung ke Malaysia.<br /><br />"Konektivitas infrastruktur antara koridor ekonomi BIMP – EAGA dan akses pasar harus diperhitungkan karena mungkin dapat mendukung pertumbuhan industri sekunder yang sangat memerlukan infrastruktur yang memadai untuk mengirim produk ke masyarakat," kata Nurina.<br /><br />Ia juga menyarankan agar sektor swasta harus melihat peluang yang menghasilkan lebih banyak nilai tambah dalam jangka panjang. "Bukan hanya mencoba meraup keuntungan yang lebih cepat dan mudah. Misalnya perkebunan kelapa sawit, meski menguntungkan, harus dipastikan agar tidak berakibat hilangnya hutan-hutan yang berharga," kata dia.<br /><br />Selain kelapa sawit dan karet, juga terdapat potensi untuk padi dan jagung serta perkebunan lainnya.<br /><br />Potensi untuk membangun industri hilir yang terhubung dengan produk primer provinsi seperti minyak kelapa sawit, aluminium dan sebagainya perlu dikembangkan lebih lanjut. Namun perlu didukung adanya infrastruktur yang lebih baik, kapasitas pelabuhan dan bandar udara yang tinggi, serta akses yang lebih baik untuk pekerja yang berkualitas.<br /><br />"Kesimpulannya, Kalbar memiliki potensi dalam kualitas pemerintah dan kapasitas masyarakatnya, serta geografi Pontianak yang menguntungkan."ujar dia.<br /><br />Kalbar juga perlu menarik lebih banyak investasi dalam perluasan ekonomi produk-produk primer. Menurut dia, hal itu akan membantu mendorong kekayaan non sumber daya alam Provinsi Kalbar menuju majunya perekonomian. Bahkan berpotensi melampaui tetangga Kalbar yang kaya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan MP3EI," kata Nurina.<br /><br />Kalbar juga berpotensi naik ke peringkat 13 kalau mampu memperbaiki 20 persen dari indikator penilaian terlemahnya. <strong>(das/ant)</strong></p>