Pengecer Ngantri Sejak Subuh, Raup Keuntungan Besar

oleh
oleh

Para penjual BBM eceran, betul-betul memanfaatkan kondisi kelangkaan BBM yang terjadi di Kalbar. Tak tanggung-tanggung, para pengecar menaikan harga berkali-kali lipat dari harga biasanya. Di Kabupaten Sintang sendiri, BBM jenis premium sudah menembus harga Rp 15.000 / liter. <p style="text-align: justify;">Salah seorang pengecer di Jalan Sintang – Kelam mengaku kalau untuk mendapatkan BBM di SPBU, dirinya harus antre sejak subuh.<br /><br />“BBM yang kami dapatkan juga tak seberapa, karena hanya di jatah 15 liter untuk pengantri dan tiga liter untuk kendaraan bermotor. Meski terkadang, kami terpaksa mengantri sampai siang,” kata pengantri yang enggan namanya kepada kalimantan-news, Rabu (16/02/2011).<br /><br />Ditambahkan, sulitnya mendapatkan BBM, membuat mereka terpaksa menjual BBM lebih tinggi dari biasanya.<br /><br />“Mau gimana lagi, untuk mendapatkannya susah dan mahal. Apalagi, pasokan BBM ke Kalbar terkendala kapal karam di muara menuju pelabuhan Pontianak. Untuk menyiasati permintaan masyarakat akan BBM sekarang ini, saya juga menjual Pertamax dengan harga Rp 10 ribu / liter,” ungkapnya.<br /><br />Meski tak semua kios menjual premium dengan harga Rp 15 ribu / liter, kenaikan tersebut tetap saja di keluhkan masyarakat. Karena, kios-kios yang menjual premium antara Rp 5,5 – 6 ribu / liter, harus membayar antara Rp 8-10-12 sampai 15 ribu / liter. Terlebih, pemiliki kios terkesan menaikan harga dengan seenaknya. Di tambah lagi, untuk mendapatkan BBM di SPBU sangat sulit.<br /><br />“Saya terkejut ketika membeli BBM pagi ini dengan harga Rp 10 ribu / liter, karena bisanya, saya membeli premium di kios seharga Rp 6 ribu / liter,” kata Edwin, warga Sintang.<br /><br />Sementara itu salah seorang penjual BBM eceran di kawasan PKP Mujahidin mengungkapkan melambungnya harga ditingkat pengecer selain disebabkan kelangkaan juga karena sulitnya mendapatkan BBM tersebut di SPBU.<br /><br />"Terkadang kita sudah capek ngantri, jatah tak dapat. Belum lagi biaya yang kita keluarkan selama ngantri,"ungkapnya.<br /><br />Meskipun ada keterkejutan dari masyarakat, dirinya percaya masyarakat tetap akan membeli karena tidak ada jalan lain untuk mendapatkan BBM tersebut.<br /><br />"Rata-rata masyarakat enggan untuk lama-lama di SPBU, karena itu eceran adalah solusinya," katanya lagi.<br /><br />Namun dirinya juga mengharapkan, kondisi kelangkaan BBM yang berujung pada naiknya harga di tingkat pengecer tidak berlangsung lama.<br /><br />Adi Suryanto, salah seorang warga Sintang juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku kalau untuk mendapatkan BBM, hanya di jatah 15 liter untuk mobil.<br /><br />“Namun, yang sangat saya sesalkan adalah pembulatan harga yang harus kita bayar. Biasanya, mereka malah membulatkan keatas. Yang kita pertanyakan, mengapa pengawas yang ada di SPBU malah tak berbuat apa-apa,” jelasnya. <strong>(*)</strong></p>