Perajin Tempe Di Penajam Tolak Mogok

oleh
oleh

Para perajin tempe dan tahu di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menolak melakukan aksi mogok walaupun harga kedelai di daerah itu mengalami lonjakan drastis yakni mencapai Rp95 ribu/Kg. <p style="text-align: justify;"><br />"Harga kedelai memang mencekik, tapi tidak terlalu berpengaruh bagi kami para perajin tahu dan tempe tradisional karena selama ini persediaan kedelai di wilayah Penajam Paser Utara masih tersedia. Jadi kami sepakat tidak melakukan aksi demo. Selama persediaan masih ada, tidak masalah," tutur salah seorang perajin tempe tradisional di Penajam Paser Utara, Tarman, Sabtu.<br /><br />Kenaikan harga kedelai yang cukup drastis tersebut kata Tarman tidak terlalu berdampak bagi kelangsungan usaha perajin tahu dan tempe tradisional di Penajam Paser Utara.<br /><br />Namun, para perajin tempe dan tahu tradisional di Penajam Paser Utara, kata dia, mencoba menyiasati kenaikan kedelai itu dengan memperkecil ukuran dan mengurangi jumlah produksi dari biasanya.<br /><br />"Agar tidak rugi dengan harga kedelai Rp95.000 per kilogram, kami sengaja menurunkan jumlah produksi hingga 30 persen dan mengurangi ketebalan tempe dan tahu dari biasanya," kata Tarman.<br /><br />Perajin lainnya, Sutinah, juga mengakui kenaikan kedelai tersebut tidak terlalu berdampak pada usahanya membuat tempe dan tahu.<br /><br />Bahkan, para perajin tahu tempe tetap akan berproduksi meski harga kedelai semakin melejit.<br /><br />"Kami menolak melakukan aksi mogok seperti ajakan di beberapa daerah, karena tahu tempe ini satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata Sutinah.<br /><br />Pengurangan produksi sebagai dampak melonjaknya harga kedelai tersebut mengakibatkan kelangkaan dan naiknya harga tahu tempe di pasaran di Kabupaten Penajam Paser Utara.<br /><br />Namun, hal hal tersebut tidak menurunkan minat masyarakat untuk membeli tahu dan tempe.<strong> (das/ant)</strong></p>