Permintaan BBM Di Kalbar Meningkat 18 Persen

oleh
oleh

Pertamina Kalimantan Barat menyatakan, permintaan bahan bakar minyak jenis premium di provinsi itu meningkat sebesar 18 persen setelah masyarakat Tionghoa merayakan Imlek 2562. <p style="text-align: justify;">"Permintaan meningkat, karena sebagian besar masyarakat Tionghoa dalam beberapa hari sebelumnya lebih memilih tinggal di rumah, sekarang mereka mulai melakukan aktivitas sehingga di sejumlah SPBU (Stasiun pengisian bahan bakar umum) di Pontianak dan sekitarnya terjadi antrean panjang," kata Sales Representative Pemasaran Bahan Bakar Minyak Rayon VI Pertamina Kalbar, Jhon Haidir ketika dihubungi, Senin (07/02/2011). <br /><br />Ia mengimbau, masyarakat untuk tidak panik karena khawatir BBM jenis premium habis atau langka. "Antrean panjang di sejumlah SPBU, murni karena tingginya permintaan premium," katanya. <br /><br />Jhon Haidir menjelaskan, pada hari normal kebutuhan BBM jenis premium di Kalbar sekitar 900 kilo liter per hari, sementara hari Senin (07/02/2011) permintaan premium hingga sebesar 1.100 kilo liter per hari. <br /><br />Untuk BBM jenis solar menurut dia, malah terjadi penurunan dari kebutuhan normal sebesar 1.200 kilo liter per hari, katanya. <br /><br />Pertamina Kalbar menurut Jhon Haidir telah mengerahkan semua kendaraan pengangkut BBM untuk jenis premium dan solar guna mengantisipasi meningkatnya permintaan tersebut. <br /><br />Dari pantauan di lapangan sejumlah SPBU di sepanjang Jalan Ahmad Yani telah terjadi antrean panjang oleh kendaraan roda empat maupun roda dua yang ingin mendapatkan BBM jenis premium. <br /><br />Yuni salah seorang petugas SPBU Jl Teuku Umar menyatakan, antrean panjang oleh kendaraan roda empat dan dua yang ingin mendapatkan BBM jenis premium terjadi sejak pagi hingga siang ini. <br /><br />"Sebenarnya BBM jenis premium tidak langka, tetapi permintaan masyarakat saja yang tinggi," ujarnya. <br /><br />Muhlis Suhaeri mengatakan, harus mengantre sekitar setengah jam untuk mendapatkan premium. <br /><br />"Saya terpaksa mengantre di SPBU, karena bahan bakar di kendaraan saya hampir habis," ujarnya.<strong> (phs/Ant)</strong></p>