Permintaan Buah Naga Di Kotim Meningkat Menjelang Imlek

oleh
oleh

Menjelang pelaksanaan Imlek atau tahun baru China, permintaan buah naga di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengalami peningkatan signifikan. <p style="text-align: justify;">"Kalau sekitar 50 persen, mungkin ada peningkatannya, makin dekat Imlek, makin banyak yang memesan kepada kami," kata Lina, salah seorang penjual buah naga di Sampit, Senin.<br /><br />Orangtua Lina mempunyai sekitar tiga hektare kebun buah naga di Jalan Jenderal Sudirman. Panen buah naga hampir tak pernah putus karena tiap hari ada saja buah naga yang siap dipanen.<br /><br />Buah naga di kebun keluarga Lina memang berbeda dibanding buah naga yang umumnya di jual di Sampit. Buah naga di yang dikembangkan keluarganya adalah jenis super red dan rasanya manis karena menggunakan pupuk kandang.<br /><br />Lina menjual buah naga tergantung ukuran. Untuk buah naga ukuran kecil dijual beragam antara Rp 15.000 hingga Rp 30.000 perkilogram, sedangkan ukuran besar dijual antara Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram.<br /><br />Menjelang Imlek, permintaan buah naga biasanya mengalami peningkatan. Seperti sekarang, dia membawa sekitar 50 kilogram buah naga sekali memanen, rata-rata habis terjual.<br /><br />Bagi warga keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek, buah naga seakan menjadi buah wajib yang harus disediakan sebagai persembahan saat berdoa. Bahkan ada yang menyebut buah naga sebagai buah dewa yang diturunkan dari langit.<br /><br />"Ini sudah banyak yang memesan buah naga kepada kami untuk perayaan Imlek. Saya perkirakan pesanan makin meningkat sampai tanggal 29 karena tanggal 30 Januari sudah Imlek. Selain yang memesan secara perorangan, banyak juga pedagang di pasar yang membeli dari kami," sambung Lina.<br /><br />Selain warga keturunan Tionghoa, konsumen buah naga di Samit juga berasal dari warga lokal. Selain rasanya yang memang enak, buah naga diyakini bermanfaat untuk penyembuhan berbagai penyakit seperti rematik, kanker, stroke, penyakit kulit dan lainnya dengan mengonsumsi buah dan kulitnya. <strong>(das/ant)</strong></p>