PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat memperkirakan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi di provinsi itu hingga akhir tahun akan melewati empat persen hingga lima persen dari kuota yang ditetapkan. <p style="text-align: justify;">"Untuk premium kemungkinan empat persen sampai lima persen sedangkan solar empat persen," kata Sales Area Manajer Pertamina Kalbar, Putut Andriatno di Pontianak, Kamis.<br /><br />Ia melanjutkan, hal itu karena terjadi peningkatan permintaan seiring terus bertambahnya kendaraan bermotor di Kalbar.<br /><br />Padahal, kata dia, saat ini sudah ada penambahan kuota BBM bersubsidi untuk Kalbar sesuai perubahan alokasi di APBN Perubahan 2011.<br /><br />"Tetapi tetap saja suplai dari Pertamina tidak bisa mengikuti kebutuhan," kata Putut yang baru sebulan menjadi Sales Area Manajer di Kalbar itu.<br /><br />Namun, lanjut dia, meski kebutuhan akan melebihi kuota, Pertamina tetap menjamin penyaluran ke masyarakat.<br /><br />"Pertamina siap ambil risiko itu. Antrean di sejumlah SPBU bukan berarti karena tidak ada BBM, melainkan peningkatan permintaan," katanya menegaskan.<br /><br />Putut mengatakan, kondisi itu juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ekonomi masyarakat Kalbar.<br /><br />"Yang dahulunya tidak punya motor atau mobil, kini punya. Mereka juga ingin berkeliling atau berwisata, sehingga butuh bahan bakar lebih banyak," kata Putut.<br /><br />Membaiknya harga sejumlah komoditas perkebunan seperti sawit dan karet juga ikut mendongkrak pendapatan masyarakat Kalbar.<br /><br />"Intinya, peningkatan taraf hidup sebanding dengan pendapatan," ujar Putut yang sebelumnya bertugas di Ambon itu.<br /><br />Adapun kuota atau jatah premium untuk Kalbar setahun sebelum APBN Perubahan tahun 2011 yaitu 404 juta liter. Sedangkan solar sebanyak 247 juta liter. <strong>(phs/Ant)</strong></p>