Pertumbuhan Industri Kecil Tingkatkan Penyerapan Tenaga kerja

oleh
oleh

Pertumbuhan industri kecil dan menengah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan perekonomian daerah, kata Kepala Bidang Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Herisnen. <p style="text-align: justify;">Pertumbuhan industri kecil dan menengah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan perekonomian daerah, kata Kepala Bidang Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Herisnen.<br /><br />"Saat ini, penyerapan tenaga kerja sekitar 32.000 orang sehingga membantu pemerintah daerah untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat," kata Herisnen di Lebak, Rabu.<br /><br />Ia menjelaskan, sebagian besar industri kecil itu bergerak di bidang usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti tanaman bambu, melinjo, gula aren, pandan, dan batu sempur.<br /><br />Ia menjelaskan, pelaku industri yang menggunakan bahan baku bambu sekitar 3.000 unit usaha di antaranya kerajinan tangan alat rumah tangga, mebel, bilik, dan anyaman-anyaman.<br /><br />Menurut dia, ada industri bambu di Kabupaten Lebak yang sudah melakukan ekspor, seperti produk mebel Pasir Ona Desa Rangkasbitung Timur.<br /><br />Industri mebel Pasir Ona Rangkasbitung sudah menembus pasar Benua Eropa dan Amerika Serikat.<br /><br />Setiap bulan mereka mamasok produk ke pasar mancanegara karena kualitas produknya bagus dan memiliki nilai jual tinggi.<br /><br />"Dengan melimpahnya bahan baku bambu tentu bisa menciptakan unit usaha masyarakat," katanya.<br /><br />Dia juga mengatakan, pemerintah daerah terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi SDA tersebut untuk dijadikan sumber penghasilan sebab potensi SDA di Kabupaten Lebak melimpah baik hasil pertanian maupun perkebunan.<br /><br />Selama ini, kata dia, masyarakat hanya menjual batangan bambu ke luar daerah dan belum bisa memanfaatkan sepenuhnya bahan baku bambu untuk menghasilkan produk kerajinan tangan maupun anyaman-anyaman.<br /><br />Pemerintah daerah terus memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat agar bisa menciptakan unit usaha baru dengan memanfaatkan bahan baku bambu tersebut.<br /><br />"Jika unit usaha itu tumbuh dipastikan dapat menyerap tenaga kerja dan bisa mengatasi pengangguran," katanya.<br /><br />Dia menyebutkan, pihaknya menemui kendala untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan masyarakat karena berbagai faktor seperti rendahnya pendidikan masyarakat dan kesulitan pemasaran.<br /><br />Meski demikian, pihaknya tetap akan bekerja keras untuk menumbuhkan unit usaha baru dalam upaya menekan kemiskinan.<br /><br />Sementara itu, Soleh (43), pengusaha industri kecil dan menengah di Rangkasbitung mengakui mampu menyerap 40 – 50 tenaga kerja dengan pendapatan Rp20-30 ribu per hari.<br /><br />"Mereka menggoreng dan membungkus tahu," ujar Soleh, pengusaha tahu di Rangkasbitung. (Eka/Ant)</p>