Petani Karet Di Sangatta Keluhkan Harga Turun

oleh
oleh

Sejumlah petani kebun karet rakyat di Batota, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur mengeluhkan penghasilannya menurun drastis akibat turunnya harga karet mentah dipasaran sejak dua bulan terakhir. <p style="text-align: justify;">Menurut Firda (42) petani karet di daerah, sejak turunnya harga karet mentah Rp4.000 per kilogram (Kg), harga karet dari Rp14.000 per Kg kini hanya Rp10.000 per kg.<br /><br />"Turunnya harga karet sebesar Rp4.000 per kilogram (Kg) sangat merugikan petani kecil seperti kami, yang sebelumnya bisa memperoleh hasil penjualan puluhan juta setiap bulannya sekarang hanya sekitar Rp6 juta hingga Rp7 juta," kata warga desa Singa Gembara saat ditemui di kebun miliknya, Rabu.<br /><br />Firda janda dengan satu anak ini mengatakan, dengan lahan kebun karet peninggalan suaminya seluas 7 hektare, sebelum harga karet turun bisa menjual dua pikul karet mentah atau setara 200 kilogram hingga 300 kilogram dengan harga Rp14.000 per kilogram. Ia memperoleh hasil sebesar Rp2.800.000 sampai Rp4.200.000 per minggu.<br /><br />"Penghasilan saya sebelum harga karet turun bisa Rp11.200.000 hingga Rp16.800.000 per bulan dengan harga rata-rata Rp14.000 per kilogram, tetapi sejak dua bulan ini hanya bisa memperoleh Rp7.000.000 sampai Rp8.000.000 per bulan," katanya.<br /><br />Firda mengatakan, selama ini para petani karet di Batota tidak mengalami kesulitan menjual karet, karena berapa pun jumlahnya pasti dibeli para pengumpul yang datang dari beberapa daerah seperti Samarinda dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan termasuk pengumpul lokal.<br /><br />"Kalau penjualan karet tidak masalah berapa saja banyaknya pasti laku, pembayaran juga tidak masalah karena habis ditimbang langsung bayar di tempat," katanya.<br /><br />Ruslan (49) petani karet lainnya di RT 22 Batota juga mengatakan rata-rata petani karet mengeluh akibat turunnya merosotnya penghasilan mereka dalam dua bulan terakhir ini.<br /><br />"Kami juga tidak mengerti penyebab turunnya harga karet di pasaran, apakah memang harga karet di daerah lain turun ataukah hanya di Sangatta Kutai Timur. Kalau memang secara nasional turun petani tidak berbuat apa-apa," kata Ruslan.<br /><br />Ruslan mengatakan, petani karet yang setiap minggu panen mulai mencari pengumpul yang bisa membeli dengan harga lebih dari pengumpul lainnya.<br /><br />"Kami tidak ada ikatan dengan pengumpul, oleh karena itu siapapun yang ingin membeli dengan harga tertinggi silakan. Kalau ada yang mau membeli lebih dari Rp10.000 per kilogram itulah yang kami berikan," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>