Petani Karet Pedalaman Barito Dambakan Pabrik

oleh
oleh

Petani karet rakyat yang tersebar di enam kecamatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mendambakan pembangunan pabrik pengolahan karet. <p style="text-align: justify;">"Sudah saatnya dibangun pabrik karet guna menampung hasil komoditas unggulan petani di daerah ini," kata seorang petani karet di Kandui Kecamatan Gunung Timang Barito Utara (Barut), Septa, Rabu.<br /><br />Septa mengatakan, selama ini hasil perkebunan karet rakyat di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini masih bergantung kepada para tengkulak atau pihak ketiga sehingga harga penjualan sering dipermainkan.<br /><br />Akibat permainan harga karet oleh tengkulak tersebut, maka para petani karet di daerah ini masih sulit berkembang. Sehingga kalau menjual karet harus ke luar daerah seperti Buntok, Kabupaten Barito Selatan dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.<br /><br />Apalagi saat ini harga karet jenis slab naik menjadi Rp15.500 sampai Rp16.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya hanya Rp12.000-Rp14.000 kg.<br /><br />"Kami minta pihak pemerintah mencari solusi perkebunan karet dengan menggandeng mitra atau perusahaan untuk menanamkan investasi," katanya.<br /><br />Sementara Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Barito Utara, Set Enus Mebas mengharapkan dorongan pemerintah setempat untuk mengajak swasta membangun pabrik karet di daerah guna meningkatkan pendapatan petani karet.<br /><br />"Pembangunan pabrik tersebut diharapkan dapat menaikkan harga karet yang selama ini masih dipermainkan para tengkulak," kata anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD tersebut.<br /><br />Apalagi Pemkab Barito Utara melakukan program revitalisasi perkebunan karet yang ditargetkan mencapai 10.000 hektare tersebar di enam kecamatan, sehingga untuk menampung hasil perkebunan milik masyarakat ini sudah saatnya dibangun pabrik karet.<br /><br />Karet merupakan salah satu komoditas unggulan daerah ini karena sebagian besar warga masyarakatnya mengusahakan perkebunan karet baik menanam bibit lokal maupun unggul tersebar di enam kecamatan yang luasnya mencapai 52.970 hektare dengan produksi mencapai 47.107 ton sheet (slab) per tahun.<br /><br />"Memang saat ini program perluasan lahan masih terkendala rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) Kalteng, namun sebelum disetujui pemerintah pusat rencana pembangunan pabrik juga semestinya sudah ada," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>