Petugas Kesehatan Kutim Kesulitan Tembus Lokasi Banjir

oleh
oleh

Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kaltim) mengaku kesulitan, menembus desa-desa di kecamatan Muara Bengkal, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Telen dan Kecamatan Muara Ancalong, di pedalaman daerah yang terendam banjir. <p style="text-align: justify;">"Banjirnya masih tinggi sehingga ketugas kami kesulitan menembus kantong-kantong pemukiman warga untuk memberikan pertolongan,"kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kutai Timur, Nurhadis di Sangata, Kamis.<br /><br />Pihaknya khawatir dengan kondidi kesehatan warga yang terkena musibah banjir yang sudah berlangsung hari keempat.<br /><br />"Kami sudah mendapat langsung laporan dari petugas kesehatan di Kecamatan (Puskemas), bahwa kondisi banjir masih tinggi dan belum ada tanda-tanda untuk turun," katanya.<br /><br />Petugas sulit tembus karena beberapa jalan yang menuju lokasi sumuanya terendam air, seperti jalan menuju Desa Batu Timbau dan Desa Telaga. Kami kirim petugas tetapi tidak bis tembus kelokasi.<br /><br />Sekretaris Dinas Kesehatan Kutim Drs Nurhadis mengatakan, mereka kwatir dalam beberapa hari kedepan akan menimbulkan wabah penyakit dimasyarakat, seperti diare, muntaber, serta gatal-gatal "Yang kami kwatirkan munculnya penyakit diare, sedangkan untuk stok obat-obatan untuk masyarakat hingga saat ini aman,"jelasnya.<br /><br />Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten tidak mampu menembus lokasi banjir karena air masih tinggi, kami sudah instruksikan tenaga medis di lapangan, agar mengkoordinasikan dengan puskesmas setempat.<br /><br />Bantuan obat-obatan dan perawatan medis bagi korban banjir maupun tenaga medis di lapangan, sementara ini masih dapat ditangani oleh tenaga medis setempat.<br /><br />"Masing-masing Puskesmas bertanggung jawab untuk melakukan monitoring dan kordinasi dengan aparat kecamatan dan memberikan pengobatan gratis kepada warga," katanya.<br /><br />"Karena jika dipaksakan untuk terus masuk ke wilayah bencana, justru akan menyulitkan petugas bantuan dan bahkan justru menambah masalah," ujarnya.<br /><br />Usmawati, salah satu petugas kesehatan Puskesmas Batu Ampar mengatakan hingga saat pihaknya siap siaga dalam waktu 24 jam untuk menerima pasien korban banjir.<br /><br />"Alhamdulillah hingga saat ini belum ada keluhan-keluhan warga terkait penyakit gatal-gatal, yang diderita oleh anak-anak balita serta juga kaum manula dari dampak banjir ini. Kami belum bisa turun ke lapangan karena airnya masih tinggi, jadi hanya memantau saja," imbuhnya.<br /><br />"Kami terus berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Batu Ampar dan juga sudah sebarkan edaran, bagi warga yang membutuhkan bantuan pengobatan pelayanan terbuka selama 24 jam,"kata Usmawati. <strong>(das/ant)</strong></p>