PKK Kalbar Perbaiki Konsep Desa Model

oleh
oleh

Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat terus melakukan perbaikan konsep Desa Model yang telah dimulai pelaksanaannya sejak beberapa tahun terakhir. <p style="text-align: justify;">Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Frederika Cornelis di Pontianak, Rabu, ada tiga daerah yang tahun ini sudah menerapkan Desa Model yakni Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, dan Sambas.<br /><br />"Tapi tetap harus dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dari apa yang sudah dibentuk saat ini," kata dia.<br /><br />Ia mencontohkan tentang kebun kolektif. Pada tahun ini, kebun kolektif tidak lagi diharuskan karena memiliki beberapa kelemahan di antaranya letak kebun yang umumnya jauh dari kediaman sehingga terkadang tidak ada yang mengurus.<br /><br />Untuk itu, katanya, dalam konsep Desa Model tahun ini, masyarakat dan anggota PKK setempat diharuskan menanam di pekarangan.<br /><br />Frederika yakin, akan ada perbedaan. "Kalau di pekarangan, pasti diurus. Hasilnya pun dapat langsung dirasakan, juga bisa membantu mengurangi biaya belanja sehari-hari," ungkapnya.<br /><br />Di setiap kabupaten atau kota, mempunyai Desa Model. Masing-masing satu buah. Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar melakukan pembinaan selama satu tahun. Setelah dianggap berhasil, pengelolaannya diserahkan ke kabupaten atau kota.<br /><br />"Nantinya, tingkat kabupaten atau kota yang mengelola selanjutnya. Tetapi tetap kita lakukan pengawasan atau evaluasi setiap tahun," kata dia.<br /><br />Berdasarkan evaluasi tersebut, ditemukan pula kendala sekaligus solusi dalam penanganannya. Berdasarkan evaluasi tahun lalu, ditemukan adanya masyarakat yang mengeluh terkait ternak yang dilepas begitu saja sehingga mereka tidak bisa menanam.<br /><br />"Desa Model bukan hanya menanam tanaman pekarangan oleh PKK, tetapi juga kerja sama seperti peternakan, pertanian, dan perikanan. Semuanya terpadu," katanya menegaskan.<br /><br />Ia mengakui, setelah diserahkan ke kabupaten dan kota, nasib Desa Model berbeda-beda. Ada yang terus berlanjut, namun ada pula yang terhenti. Ia menduga karena kurangnya partisipasi pihak kabupaten. "Atau mungkin dianggap tidak penting. Padahal ini menyentuh masyarakat," kata Frederika.<br /><br />Ia mengimbau PKK kabupaten maupun kota untuk mendukung program-program yang menyentuh masyarakat. <strong>(das/ant)</strong></p>