Polda: Pelecehan Dan Kekerasan Rumah Tangga Tinggi

oleh
oleh

Pelecehan seksual pada anak dan kekerasan rumah tangga di Kalimantan Selatan selama 2012 masih cukup tinggi yaitu mencapai 300 kasus yang dilaporkan ke Mapolda Kalimantan Selatan. <p style="text-align: justify;">Kanit PPA Dit Reskrim Umum Polda Kalsel IPTU Amalia Afifi usai seminar tentang pemberdayaan peran perempuan di ruang publik di Banjarmasin, Selasa mengatakan, dari 300 kasus tersebut, baru terselesaikan sekitar 100 kasus.<br /><br />"Pelecehan pada anak di bawah umur dan kekerasan dalam rumah tangga masih cukup mendominasi persoalan rumah tangga di daerah ini, sehingga masalah ini harus terus diupayakan penyelesaiannya oleh seluruh pihak," katanya.<br /><br />Menurut dia, tingginya pengaduan kasus tersebut, juga menunjukkan kesadaran perempuan terhadap hak-haknya untuk mendapatkan perlindungan hukum, sehingga mereka semakin berani untuk menyampaikan masalahnya ke hukum, begitu mereka merasakan ketidakadilan di rumah tangga.<br /><br />Kondisi tersebut berbeda dibanding sebelumnya, dimana perempuan cenderung lebih suka memendam masalahnya karena dianggap aib yang harusnya mereka tutupi dan tanggung sendiri.<br /><br />Sementara pada seminar tersebut, peran perempuan di ruang publik dalam persepektif Islam menjadi tema bahasan yang cukup menarik dan mendapatkan perhatian dari sebagian besar peserta seminar yang dilaksanakan Universitas Paramadina berkerjasama dengan STIE Indonesia.<br /><br />Dalam seminar yang didukung The Asia Foundation dan Royak Danish Embassy (Kedutaan Besar Kerajaan Denmark) tersebut membahas tentang karakteristik budaya lokal terkait dengan kiprah dan peran perempuan di Kalsel.<br /><br />Salah satu pokok bahasan yang dibicarakan dalam seminar tersebut adalah adalah tingginya angka perceraian dan pernikahan dini di Kalsel.<br /><br />Sebagaimana diketahui, pernikahan usia muda atau di bawah umur di Kalsel merupakan tertinggi nasional, dan diperkirakan hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya tingkat perceraian yang cukup tinggi.<br /><br />Selain itu, dari tiga pembicara yang hadir yaitu Yurliani dari FH Unlam Banjarmasin, Masitah Umar dari IAIN Antasari dan Prof Syukron Kamir dari Universitas Paramadina masiang-masing juga membahas tentang peran perempuan dalam pembangunan dan karir.<br /><br />Dua pembicara lokal akan membahas tentang peran dan kiprah peremuan di Kalsel, baik dalam bidang politik, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan. Sementara Prof Syukron Kamir akan membahas tentang keterlibatan perempuan di ruang publik dari perspektif Islam.<br /><br />Dari hasil pembicaraan tersebut, dapat disimpulkan, bahwa Islam memberikan kesempatan yang cukup luas dan sama sebagaimana laki-laki dalam berbagai bidang, tinggal perempuan itu sendiri, apakah mampu memanfaatkan peluang tersebut, tanpa harus meninggalkan tugas dan kewajiban serta kodratnya sebagai wanita. <strong>(phs/Ant)</strong></p>