Presiden Susilo Bambang mengatakan bahwa sejarah telah mencatat jika olah raga tidak semata-mata bertujuan untuk menyehatkan badan atau mengukir prestasi namun juga pemersatu bangsa. <p style="text-align: justify;">Hal itu disampaikan oleh Presiden dalam pidatonya saat peringatan ke-30 Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis sore.<br /><br />"PON pertama yang digelar di tengah kancah revolusi fisik pada 9 September 1948 di Stadion Sri Wedari Solo itu telah menggelorakan semangat perjuangan, mengukuhkan persatuan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa," katanya.<br /><br />Nilai-nilai kejuangan itulah, kata Presiden, yang diperingati.<br /><br />Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan jika prestasi olahraga Indonesia telah mengalami pasang surut dalam beberapa waktu terakhir.<br /><br />Namun dalam satu dasawarsa terakhir, kata Presiden, Indonesia telah berhasil memperbaiki prestasinya.<br /><br />Presiden kemudian menyebutkan sejumlah prestasi membanggakan atlet Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.<br /><br />Ia juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendorong prestasi atlet Indonesia, antara lain melalui pembentukan pusat-pusat pendidikan, baik bagi atlet ataupun pelajar.<br /><br />Pada kesempatan itu Presiden juga menyerahkan tanda kehormatan Bintang Jasa Utama kepada Johanes Christian John (atlet tinju), Liliana Natsir (atlet bulutangkis ganda campuran) dan Hendra Setiawan (atlet bulutangkis ganda campuran) serta Tanda Kehormatan Satyalencana Dharma Olahraga kepada Tantowi Ahmad (atlet bulutangkis ganda putra), Mohammad Ahsan (atlet bulutangkis ganda putra), Lis Andriana (atlet paralayang) dan Lindswell (atlet wushu). <strong>(das/ant)</strong></p>
