Produksi Bibit Karet Kalsel Anjlok

oleh
oleh

Produksi bibit karet di Kalimantan Selatan anjlok dari 22 juta pohon pada 2009 menjadi hanya sekitar dua juta pohon pada 2010. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Haryono di Banjarmasin, Selasa (22/02/2011), mengatakan, anjloknya produksi bibit karet Kalsel tersebut disebabkan cuaca ekstrem yang terjadi selama 2010. <br /><br />"Hujan yang terjadi sepanjang 2010 menyebabkan produksi biji batang bawah bibit karet rendah dan tidak bisa tumbuh dengan baik," katanya. <br /><br />Kondisi tersebut, kata dia, mengancam program pemerintah tentang revitalisasi perkebunan karet dengan dana APBN maupun APBD seluas 4.325 hektare. <br /><br />Lahan tersebut memerlukan bibit minimal dua juta pohon, dan jumlah tersebut kini sulit untuk didapat. <br /><br />Belum lagi, kata dia, kebutuhan swasta yang juga cukup besar tidak kurang dari 5 juta bibit karet untuk lima ribu hektare lahan karet. <br /><br />Dengan demikian, tambah Haryono, pihaknya harus bersaing dengan perusahaan swasta untuk memperebutkan bibit karet yang sejak beberapa bulan terakhir harganya melonjak. <br /><br />Bahkan, kata dia, beberapa perusahaan perkebunan karet berani mamatok harga cukup tinggi untuk mendapatkan bibit pohon karet tersebut. <br /><br />Sebelumnya, tambah Haryono, harga bibit karet hanya sekitar Rp3.000-Rp4.000 per pohon, namun kini melonjak hingga Rp6.000 per pohon. <br /><br />Saat ini, kata dia, di Kalsel terdapat 900 penangkar bibit karet, yang sebelumnya mampu menjual hingga ke Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan beberapa daerah lain. <br /><br />"Namun kini, untuk memenuhi kebutuhan di daerah sendiri saja tidak mampu," katanya. <br /><br />Saat ini di Kalsel terdapat 220 ribu hektare perkebunan karet di mana 85 persennya adalah milik masyarakat. <strong>(phs/Ant)</strong></p>