Produksi Kayu Bulat Barito Utara 15.006 Batang

oleh
oleh

Produksi kayu bulat hasil tebangan perusahaan pemegang HPH di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, sampai Juni 2012, mencapai 75.829,30 meter kubik atau 15.006 batang. <p style="text-align: justify;">Kayu hasil produksi sejumlah perusahaan itu terdiri atas jenis meranti, rimba campuran dan kayu indah, kata Kepala Bidang Bina Produksi Kehutanan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara, Waluyo, di Muara Teweh, Rabu.<br /><br />Waluyo merinci, produksi kayu bulat jenis meranti sebanyak 73.591,98 m3 atau 14.470 batang, rimba campuran 2.187,54 m3 atau 527 batang dan kayu indah 49,78 m3 atau sembilan batang.<br /><br />Ratusan ribu meter kubik kayu bulat itu merupakan hasil tebangan perusahaan di kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi (HP), di antaranya perusahaan PT Austral Byna, PT Indexim Utama Corp, PT Sindo Lumber, PT Purwa Permai, PT Meranti Sembada, dan PT Bina Multi Alam Lestari.<br /><br />"Meski jumlah perusahaan yang bergerak di sektor perkayuan ini mencapai puluhan, saat ini hanya enam unit manajemen yang masih memproduksi kayu bulat," katanya didampingi Kepala Seksi Produksi, Joko Wasono.<br /><br />Sebelum perusahaan itu membawa atau menjual keluar daerah, perusahaan tersebut diwajibkan membayar Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR), JELASNYA.<br /><br />Sejumlah industri perkayuan di daerah ini dalam lima tahun terakhir sudah tidak melakukan kegiatan lagi. Mereka sebagian besar sudah tutup karena kesulitan bahan baku kayu bulat karena ketatnya peraturan pemerintah terhadap kegiatan kehutanan tersebut, ujarnya.<br /><br />Menurut Waluyo, tahun ini pemerintah Kabupaten Barito Utara menargetkan produksi kayu dari berbagai jenis sebanyak 343.722,12 m3, termasuk mengeluarkan izin rencana kerja tahunan (RKT) kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) hanya 32 batang atau 132 m3 diberikan kepada perusahaan HPH PT Austral Byna sebanyak 32 pohon atau 109 m3 dan PT Joloy Mosak enam pohon atau 32 m3.<br /><br />Izin RKT khusus ini untuk memenuhi kebutuhan kayu ulin dalam kegiatan proyek pemerintah dan masyarakat di daerah ini sesuai aturan berlaku.<br /><br />"Kami harapkan kelangkaan kayu ulin di pasaran selama ini untuk kegiatan pembangunan dapat diatasi," katanya.<br /><br />Produksi kayu di Barito Utara pada 2011 mencapai 324.285,73 m3 atau 58.200 batang, meningkat dibanding 2010 sebanyak 268.784,84 m3 atau sekitar 50 ribu batang. <strong>(phs/Ant)</strong></p>