Puluhan Jurnalis Kalbar Demo Tolak Kekerasan

oleh
oleh

Puluhan jurnalis Kalimantan Barat yang tergabung dalam Solidaritas Pewarta Indonesia (SPI) Kalbar melakukan demo menolak kekerasan terhadap jurnalis di Pekanbaru, Riau, saat meliput jatuhnya pesawat Hawk 200 milik TNI Angkatan Udara. <p style="text-align: justify;">Aksi menolak kekerasan terhadap jurnalis digelar di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura, dengan menggelar berbagai poster, seperti meminta oknum TNI-AU yang melakukan kekerasan agar diproses hukum, kata Koordinator Aksi SPI Kalbar Adi Saputro yang juga wartawan Trans TV di Pontianak, Rabu.<br /><br />Aksi demo tersebut diwarnai dengan meletakan kartu pers dan berbagai perlengkapan peralatan meliput para awak media tersebut, sebagai ungkapan penolakan kekerasan terhadap para pencari berita tersebut.<br /><br />Dalam aksinya puluhan jurnalis yang tergabung dalam SPI Kalbar, menuntut agar TNI-AU untuk meminta maaf, dan berjanji untuk mempidana anggotanya yang telah menganiaya wartawan yang sedang melaksanakan peliputan jatuhnya pesawat Hawk 200 di Riau.<br /><br />Mengutuk dan mengecam keras tindakan oknum TNI-AU tersebut. Menolak UU Siskamnas karena UU tersebut mengekang kebebasan pers.<br /><br />"Aksi kami ini bukan untuk gagah-gagahan, tetapi mengecam kekerasan terhadap jurnalis, dan tidak menginginkan kasus kekerasan itu terulang kembali," ujar Adi.<br /><br />Sebelumnya, seorang wartawan korban penganiayaan oknum TNI, Didik Hermanto juga telah mengadukan tindak kekerasan TNI-AU terhadapnya saat peliputan pesawat Hawk 200 milik TNI-AU yang jatuh di sekitar pemukiman warga RT 03, RW 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa, sekitar 09.47 WIB ke POM AU.<br /><br />Surat pengaduan tersebut bernomor POM-434/A/IDIK-01/X/2012/Rsn.<br /><br />Laporan resmi tersebut dilakukannya sekitar pukul 11.00 WIB tentang penganiayaan berat yang diduga dilakukan oleh Letkol Robert Simanjuntak yang merupakan anggota Lanud Roesmin Nurjadin beserta beberapa orang anggota Yon 462 Paskhas.<br /><br />Rian FB Anggoro wartawan LKBN ANTARA mengaku dianiaya dengan mendapat pukulan di bagian perut dan beberapa bagian tubuh lainnya.<br /><br />Bahkan oknum TNI merampas kamera dua pewarta itu tanpa alasan yang jelas. <strong>(phs/Ant)</strong></p>