Puluhan Rumah di Melawi Nyaris Ambruk

oleh
oleh
Warga ketika menunjukan keretakan pada lantai rumah dan dinding rumahnya akibat dampak dari longsor yang terjadi di sekitar pesisir sungai Melawi

MELAWI (kalimantan-news) – Sejumlah rumah warga Dusun Pinang Sedia bersatu Desa Melawi kiri Hilir Kecamatan Pinoh Utara terancam ambruk terseret longsor. Saat ini puluhan rumah yang berada di pesisir sungai Melawi itu sudah mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah dalam beberapa tahun terakhir.

Dari puluhan rumah yang mengalami keretakan parah pada rumahnya, sudah mengamankan diri dengan mengungsi ke rumah sanakkeluarga. “Sebagian bangunan yang ada sudah tidak aman untuk ditempati sehingga warga memilih mengungsi,” kata Aminudin seorang Warga Desa Melawi kiri hilir, kemarin.

Menurut Amin, keretakan rumah tersebut menandakan bahwa kondisi rumah tidak aman lagi untuk ditempati. Namun begitu, masih banyak warga yang memilih bertahan di kediamannya, karena alasan tertentu termasuk Amin sendiri. “Retakan tanah ini sangat berbahaya. Rumah warga yang retak tersebut dampak dari longsor ini. kita masih bertahan di rumahnya yang retak ini, namun tetap meningkatkan kewaspadaan,” kata Amin.

Lebih lanjut, Amin meminta kepada Instansi teknis tekait agar dapat segerah meninjau lokasi guna melihat keadaan rumah warga yang mengalami retak-retak dan terancam ambruk. Serta bisa memberikan program bantuan agar masyarakat bisa merelokasi rumahnya yang nyaris abruk. “Kami tak mampu berbuat apa-apa untuk menghadapi musibah yang akan terjadi kedepan. Kami pasrah jika rumah kami roboh akibat pengikisan tanah sungai,” ujarnya

Di rumah salah satu warga, retakan tanah halaman rumah yang dulunya lebar. Kini hanya mencapai sepuluh centimeter dari rumah, serta retak pada lantai dan dindingnya mulai memanjang. “Keretakan ini sudah terjadi sejak tahun 2013. Setiap turun hujan, kami merasa khawatir, takutnya tiba-tiba longsor mengambrukan rumah kami,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Melawi Kiri Hilir Kecamatan Pinoh Utara, Darmadi, minta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi supaya membangun barau pada lokasi longsor yang terjadi di Dusun Pinang Sedia Bersatu. Karena, setiap habis hujan, longsor melebar. Darmadi mengaku prihatin dengan munculnya tanah longsor tersebut dipinggir Sungai Melawi tepatnya di Dusun Pinang Sedia Bersatu tersebut. Sebab tanah longsor akibat dari faktor alam tersebut mengancam pemukiman warga disekitar lokasi. “Empat rumah yang terancan kena longsor. Satu rumah sudah dibongkar, dan pemiliknya sudah numpang tinggal ditempat keluarganya, dan sekarang ini makin banyak lagi,” ungkapnya.

Lebih lanjut Darmadi mengatakan, rumah warga yang berada disekitar lokasi longsor, lantai dan dinding rumahnya sudah pecah-pecah dan retak.

“Termasuk tinga listrik yang ada gardu juga sudah condong, karena pengaruh tanah yang sudah berbeser akibat longsong,” ujarnya.

Darmadi mengatakan tidak ada kemampuan jika mengharapkan dana desa untuk membangun barau dilokasi tersebut, karena lokasinya sudah terlampau panjang, maka dari itu kami mengharapkan bantuan pemda. Terlebih lagi yang lokasinya terus melabar setiap habis hujan.

Adapun yang menjadi beban bagi dirinya, warga yang berada dilokasi longsor tersebut tidak mau pindah. Sampai sekarang mereka masih bertahan dirumahnya, walaupun lantai rumahnya sudah pecah pengaruh dari longsor tersebut. “Alasan mereka, kalaupun pindah, mau pindah kemana, sementara tidak ada rumah yang bisa menampung mereka,” paparnya.

Sementara itu, Camat Pinoh Utara, Yusseno juga sudah melakukan peninjauan lansung ke lokasi longsor di Dusun Pinang Sedia tersebut. Ia mengatakan longsor tersebut harus segera ditanggulangi. Satu rumah yang berada tepat dilokasi longsor sudah dibongkar pemiliknya, dan dua rumah lagi sudah terancam kena longsor. “Bahkan dua rumah yang sudah terancam longsor tersebut lantai keramiknya sudah pecah,” ungkapnya.

Yusseno mengatakan, dirinya sudah menyampaikan kepada pemilik dua rumah tersebut, namun mereka enggan pindah, bahkan mereka akan tetap bertahan walaupun longsor tersebut telah mengancam rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka. “Alasan mereka tidak mau pindah, karena tidak ada rumah untuk mereka pindah,” ujarnya.
Selain mengamcan dua rumah warga, longsor tersebut juga mengancam tiang listrik yang ada gardu. Karena tiang listrik tersebut masih berada dilokasi longsor tersebut.

“Kemarin tali listriknya sudah dikendorkan oleh petugas PLN, tapi hari ini tali yang sudah dikendorkan tersebut terik kembali. Ini menandakan kalau tiang listrik sudah mulai bergeser,” tuturnya.

Terhadap tiang listrik tersebut pihak kecamatan Pinoh Utara sudah memberikan laporan kepada Kepala PLN Rayon Nanga Pinoh. Diaminta kepada PLN supaya segera memindahkan tiang litrik tersebut, karena dihawatairkan tumbang menimpa rumah warga. Selain itu dibawah tiang tersebut juga ada jalan umum yang setiap saat dilewati warga. (DI/KN)