Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menilai kebijakan kenaikan harga maupun pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi akan mempengaruhi dan memicu tingkat inflasi. <p style="text-align: justify;">"Apabila harga BBM subsidi naik, maka harga kebutuhan pokok juga akan ikut naik dan kondisi tersebut akan berdampak ke arah inflasi," kata Kepala BPS Kabupaten Kotim, Militan di Sampit, Kamis.<br /><br />Kenaikan harga maupun pembatasan BBM subsidi nantinya akan memiliki dua dampak, yaitu dampak langsung dan tidak langsung.<br /><br />Untuk dampak langsungnya yaitu bagi masyarakat pengguna BBM subsidi. Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah naiknya harga barang-barang.<br /><br />Kanaikan harga BBM subsidi nantinya diharapkan tidak terlalu tinggi, sebab apabila terlalu tinggi maka dampaknya akan mempengaruhi pada harga kebutuhan.<br /><br />Saat ini harga BBM subsidi terutama minyak tanah di Kabupaten Kotim rata-rata dijual diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah daerah, yakni Rp3.300-Rp3.900 per liternya, fakta dilapangan dijual Rp6.000-Rp8.000 per liternya.<br /><br />Selain masalah BBM subsidi, BPS Kabupaten Kotim juga akan fokus terhadap sensus pertanian yang akan dilakukan pada 2013 mendatang.<br /><br />"Pada 2013 nanti kami akan menggelar sensus pertanian dan sensus itu sebelumnya memang sudah pernah dilakukan pada 1993 dan 2003, dan dilakukan setiap 10 tahun sekali," katanya.<br /><br />Sensus pertanian, nantinya akan dititikberatkan pada sektor pangan, peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan dan hortikultura.<br /><br />Hasil sensus pertanian tersebut akan menjadi patokan atau acuan bagi pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah dan nasional.<br /><br />Selama ini Kabupaten Kotim masih bergantung pada pada daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama, beras.<br /><br />"Pasokan beras sebagian besar di datangkan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dan pulau Jawa," terangnya. <strong>(das/ant)</strong></p>