RSJ Kalbar Kekurangan Tempat Tidur Pasien

oleh
oleh

Direktur RS Jiwa Provinsi Kalimantan Barat, Bumbunan Sitorus, mengatakan, sejumlah rumah sakit jiwa yang ada di Kalbar kekurangan tempat tidur pasien. <p style="text-align: justify;"><br />"Merujuk pada angka gangguan jiwa berat yang perlu dirawat inap, rumah sakit jiwa di Kalbar perlu menyediakan sedikitnya 700 tempat tidur," kata Bumbun di Pontianak, Jumat.<br /><br />Menurut data yang dimilikinya, sebanyak tujuh ribu hingga delapan ribu warga di Kalimantan Barat mengalami gangguan jiwa berat. Dari jumlah tersebut sebesar 10 persen harus menjalani rawat inap.<br /><br />"Angka gangguan jiwa berat seluruh dunia itu satu sampai tiga permil, artinya setiap seribu penduduk, ada satu sampai tiga orang mengalami gangguan jiwa berat. Berarti, jika mengambil titik tengah, di Kalbar terdapat tujuh ribu hingga delapan ribu penderita gangguan jiwa berat," tuturnya.<br /><br />Dia menjelaskan, untuk RSJ Provinsi Kalbar di Singkawang saat ini terdapat 580 tempat tidur. Jika di RSJ Pontianak terdapat 220 tempat tidur, berarti kebutuhan tempat tidur tersebut sudah terpenuhi.<br /><br />"Namun, jika masih kurang, tentu harus dipenuhi," katanya.<br /><br />Bumbun menambahkan, sejauh ini kondisi ruangan rawat yang ada di setiap rumah sakit jiwa juga belum ideal. Di RSJ Singkawang, contohnya, hanya terdapat 17 ruangan.<br /><br />Satu ruangan seharusnya diisi 35 pasien. Tetapi banyaknya pasien menyebabkan satu ruangan diisi 60 pasien hingga 70 pasien.<br /><br />Dia menjelaskan saat ini kondisi RSJ Singkawang mengalami kelebihan kapasitas. Sekitar 200 pasien seharusnya sudah dipulangkan.<br /><br />"Mereka dinyatakan sembuh terkontrol dan hanya perlu minum obat secara rutin. Sementara itu, tenaga kesehatan di sini (RSJ Singkawang) terbatas dan rumah sakit ini cukup luas, sehingga sulit melakukan pengawasan," katanya.<br /><br />Bumbunan berharap pemerintah kabupaten/kota di Kalbar dapat mengecek pasien yang merupakan warganya. Ia meminta pemkab maupun pemkot dapat menjemput pasien yang dinyatakan sembuh terkontrol.<br /><br />"Kadang sudah ada yang pulang, tetapi baru beberapa hari sudah diantar lagi sama keluarganya ke RSJ. Bingung juga kami," kata Bumbun. (das/ant)</p>