Samarinda Butuh 2.658 Ekor Sapi Selama Ramadhan

oleh
oleh

Kebutuhan daging sapi bagi warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur, selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1436 H diperkirakan cukup tinggi, yakni mencapai 2.658 ekor dengan intensitas pemotongan terbanyak terjadi mulai H-3 lebaran. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda Syamsul Bachri, Jumat, mengatakan di hari biasa intensitas pemotongan sapi di rumah pemotongan hewan (RPH) di Samarinda hanya sekitar 35 ekor per malam.<br /><br />Kemudian di bulan Ramdhan intensitas pemotongannya naik menjadi 75 ekor per malam, selanjutnya mulai H-4 atau H-3 lebaran intensitas kembali naik menjadi 75 ekor per malam, dan pada H-1 lebaran jumlah sapi yang dipotong kembali naik menjadi 400 ekor.<br /><br />Selain itu, daging beku juga tersedia di sejumlah pasar swalayan atau mini market yang tersebar di Kota Samarinda, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang daging segar yang baru dipotong di RPH karena warga Samarinda lebih suka mengkonsumsi daging segar ketimbang daging beku.<br /><br />"Warga Samarinda lebih suka mengkonsumsi daging sapi segar walaupun harganya lebih mahal yang saat ini pada kisaran Rp120 ribu per kilogram, sementara daging beku masih pada kisaran Rp100 ribu per kg, kadang bisa di bawah Rp100 ribu per kg untuk daging beku," katanya.<br /><br />Mengingat tingkat konsumsi warga yang lebih menyukai daging sapi segar, maka kebanyakan pemotongan di RPH dilakukan pada subuh, karena jika dipotong pada malam hari, maka ketika hari sudah siang, daging tersebut sudah tidak segar lagi sehingga harganya juga menurun.<br /><br />Terkait dengan masih tingginya tingkat konsumsi daging segar, maka pihaknya bersama pedagang sapi kerap melakukan koordinasi dalam kaitan mendatangkan sapi hidup dari daerah lain seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, maupun dari Jawa Timur karena peternak di Samarinda belum mampu mencukupinya.<br /><br />Menurutnya, kekurangan sapi yang harus didatangkan dari luar daerah tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang usaha berprospek cerah, sehingga dia meminta kepada warga Samarinda yang memiliki modal agar membuka peternakan sapi, sedangkan bagi peternak terus didorong untuk mengembangkannya. (das/ant)</p>