Meski kebenaran pesan singkat yang beredar di masyarakat terus dibantah oleh beberapa pejabat, pembantahan itu belum juga dapat membuat masyarakat tenang. Bahkan di pelosok-pelosok masyarakat takut untuk turun ke ladang atau kebun. Akibatnya aktivitas mereka yang terganggu. <p style="text-align: justify;">Indra salah seorang warga Nanga Silat mengatakan masyarakat di daerahnya takut turun ke kebun untuk noreh karet karena mendapat SMS itu. Meski kebenaran dari SMS itu masih diragukan tapi masyarakat disekitarnya sudah sangat menyakini kebenarannya. Karena kabar yang beredar dari mulut ke mulut seolah meyakinkan masyarakat. Apalagi dengan kondisi sekarang, kabar itu sangat cepat sekali beredarnya.<br /><br />“Sebagian besar warga merasa was-was dengan kabar itu, sehingga untuk turun ke ladang atau kebun untuk mencari nafkah kami merasa terganggu. Karena kabarnya di beberapa daerah itu sudah terbukti,” ucapnya.<br /><br />Sunyamin warga Desa Bengkuang kecamatan Kelam Permai juga mengatakan hal yang sama. Bahkan kabar yang didapat bahwa di beberapa daerah di Kampung Ladang kecamatan Sintang ada mayat ditemukan tanpa kepala dan tanpa alat kelamin. Kabar lain yang kami dapat bahwa di daerah Dedai juga ditemukan adanya penemuan mayat dengan kondisi yang sama.<br /><br />Tidak hanya di pelosok, kabar tentang adanya orang-orang yang mencari korban juga beredar di kota Sintang. Dita salah seorang mahasiswi di kota Sintang, Minggu (6/3) malam mendapatkan SMS yang menyebutkan bahwa di Makam Pahlawan yang berlokasi di Jalan Sintang – Pontianak, ditemukan potongan mayat.<br /><br />Dengan banyaknya kabar itu, beberapa masyarakat ini berharap kepada aparat kepolisian untuk memberikan himbauan kepada masyarakat melalui media-media massa, baik melalui koran maupun radio. “Karena jangkauan radio sampai dipelosok-pelosok maka sebaiknya, aparat kepolisian memberikan himbauan atau menjelaskan kejelasan berita itu, supaya masyarakat tidak resah dan tenang ketika beraktivitas,” ucap Dita.<br /><br />Ditempat lain, bupati Sintang mengingatkan agar masyarakat tidak termakan isu yang disebarkan melalui pesan singkat dan kabar dari mulut ke mulut tersebut. menurutnya isu tersebut merupakan salah satu bentuk provokasi untuk merusak ketenangan dan kententraman masyarakat.<br /><br />“Apalagi kalau ciri-ciri pelakunya disebutkan, bisa saja karena masyarakat sudah terlalu khawatir begitu melihat orang dengan tato dibadan lalu main hantam saja. Tanpa bertanya dulu siapa dia sebenarnya. Ini kan berbahaya,”ucapnya.<br /><br />Ia juga meminta masyarakat mengambil hikmah dari isu menyesatkan yang terus berkembang dimasyarakat tersebut. Hikmah positifnya adalah lantaran isu tersebut kini masyarakat mulai menggalakan lagi siskamling.<br /><br />“Tapi perlu waspada juga, untuk daerah tepian sungai. Kalau tengah malam tiba-tiba dengan suara speed bunyi kemudian menghilang. Jangan-jangan besok yang raib malah getah hasil torehan dikebun. Tapi saya ingatkan kalau masyarakat merasa curiga terhadap seseorang, sebaiknya jangan main hakim sendiri,”pesannya.<br /><br />Milton menyimpulkan bahwa dampak isu yang disebarkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab tersebut telah menghambat aktivitas warga untuk mencari nafkah. Lantaran takut, warga jadi tidak mau turun ke kebun dan hanya berdiam diri dirumah saja. <strong>(phs)</strong></p>