Sosok Mgr.Isak Doera, Di Mata Uskup Sintang

oleh
oleh

Kepergian Mgr.Isak Doera Pr, mantan uskup sintang yang meninggal pada Sabtu (19/05/2012) di RS St Carolus Jakarta meninggalkan duka mendalam bagi ummat katolik di wilayah keuskupan sintang. Mengingat almarhum Mgr.Isak Doera pernah memimpin keuskupan sintang selama kurang lebih 20 tahun, terhitung sejak tahun 1976 – 1996. Sebelum kemudian digantikan oleh Mgr.Agustinus Agus. <p style="text-align: justify;">Ditemui di ruang kerjanya, komplek perkantoran keuskupan Sintang, Mgr.Agus mengaku tak terlalu mengenal dekat sosok almarhum. Sebab saat almarhum menjadi uskup Sintang, dirinya kala itu masih bertugas di keuskupan Sanggu. <br /><br />“Tapi yang saya ingat betul tentang beliau adalah bahwa beliau adalah sosok yang sederhana terutama dari sisi penampilan. Tapi dalam beberapa hal mengenai ummat, almarhum adalah sosok yang keras,”tutur Mgr.Agus.<br /><br />Dituturkan oleh Mgr.Agus, almarhum tidak segan-segan menemui umat di berbagai kampung dengan mengenakan kain sarung. Bahkan dengan kesederhananya pula, almarhum seperti yang dituturkan romo-romo lain di keuskupan sintang kepadanya, almarhum pernah mengajarkan pertanian kepada ummat di daerah Kelam. Termasuk mengusahakan adanya perkebunan karet yang diusahakan almarhum di daerah Nobal. <br /><br />“Sisi kerasnya, kalau sudah mengeluarkan perintah atau kebijakan, maka harus itulah yang dilakukannya. Tidak bisa diutak-atik,”ujarnya. <br /><br />Dituturkan pula oleh Mgr.Agus, bahwa tiga tahun terakhir ini kesehatan almarhum memang menurun. Bahkan pada saat perayaan 50 tahun keuskupan Sintang pada 2011 lalu, almarhum sudah tidak bisa lagi datang ke sintang karena kondisi kesehatanya. Lantaran kesehatanya yang terus menurun, almarhum kerap keluar masuk di ruang perawatan RS.ST Carolus.<br /><br />“Seingat saya, di tahun 2011 lalu, ketika tengah mengikuti pertemuan para pastor di Jakarta, beliau sempat terjatuh dan langsung dilarikan ke rumah sakit,”katanya.<br /> <br />Mgr.Agustinus sendiri sempat mejenguk almarhum ketika masih dirawat di RS.ST Caroulus tepatnya sekitar 8 Mei 2012 lalu. Saat itu kondisi Mgr.Isak Doera memang sudah kritis. Dari monitor rekam kondisi pasien yang ada di sampung almarhum terlihat kondisinyanya sudah tidak stabil. <br /><br />“Saat menjenguk beliau saya sempat mengatakan agar beliau tidak lagi memikirkan tentang kondisi ummat di Sintang. Reaksi mukanya sempat seperti ingin bicara tapi memang sudah tidak bisa lagi. Kemudian saya lihat monitor ternyata kondisinya denyut jantungnya menjadi lebih stabil,”tuturnya.<br /><br />Bisa jadi menurut Mgr.Agus, sebelum meninggal seperti yang disampaikan oleh sejumlah perawat dan tenaga medis yang merawat almarhum, memang ada orang yang ditunggunya. Setelah menjenguk almarhum, Mgr Agus mengaku masih terus melakukan pemantauan kondisi almarhum sampai ia mendapatkan kabar tentang kepergian almarhum.<br /> <br />“Rencananya hari minggu nanti kami akan menyampaikan doa khusus untuk almarhum bersama ummat kathedral Sintang. Setelah itu rencanya saya akan ke Jakarta. Karena informasinya hari Senin jenazah akan disemayamkan di gereja Katedral Jakarta. Kemudian pada hari Selasa jenazah akan dibawa ke Maumere untuk dimakamkan di sana sesuai dengan pesan yang pernah almarhum sampaikan pada keluarganya,”ujarnya. <strong>(phs)</strong></p>